(IslamToday ID) – Pejabat Palestina membongkar kebohongan yang dilakukan militer Israel dengan mengungkap daftar 17 pejuang yang diklaim meninggal dalam serangan yang di lakukan di gedung sekolah baru-baru ini ternyata masih hidup. Termasuk seorang yang tinggal di luar negeri, dan seorang lansia yang meninggal pada tahun 2017.
Dalam pernyataannya pejabat Palestina mengungkapkan bahwa beberapa warga Palestina yang diduga tewas dalam serangan kamp Nuseirat dan dianggap sebagai pejuang Hamas oleh mesin propaganda Israel sebenarnya masih hidup atau meninggal beberapa tahun sebelumnya.
“Daftar Israel berisi nama-nama warga Palestina yang terbunuh sebelum serangan pada hari Kamis di kamp pengungsi Nuseirat, termasuk Majd Darweesh yang dibunuh pada hari Rabu oleh tentara di kamp Maghazi; Maher Fadel dan Motasem Shaqra, keduanya terbunuh pada hari Rabu di Bureij kamp dan Jamil al-Maqadma, seorang pria lanjut usia yang meninggal pada tahun 2017,” ungkap pejabat Palestina di Gaza yang dikutip dari trtworld, Sabtu (8/6/2024).
“Daftar pembunuhan Israel mencakup nama tiga warga Palestina yang masih hidup, termasuk satu orang yang telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun,” lanjut pejabat itu.
Sebagai informasi, setelah pembantaian dan kecaman global, militer Israel menyiapkan dan merilis daftar 17 nama yang diklaim sebagai anggota kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam, yang dikatakan berkumpul di sebuah ruangan di sekolah di Gaza tengah.
Para pejabat Palestina mengatakan sedikitnya 40 orang tewas dalam serangan itu, kebanyakan perempuan dan anak-anak. Mereka juga menyebutkan 12 anak korban dan juga menemukan sisa-sisa dua anak yang tidak dikenal.
Serangan mematikan tersebut memicu kecaman dan kemarahan internasional dan PBB di tengah tuntutan untuk menyelidiki serangan tersebut.
Israel terus melakukan invasi brutal ke Gaza meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Tel Aviv telah membunuh lebih dari 36.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 83.500 orang.
Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel juga dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diserang pada 6 Mei. [ran]