(IslamToday ID) – Pemimpin Hamas Yahya Sinwar mengatakan kepada perunding Arab tidak akan berhenti berperang dan hanya akan melakukan gencatan senjata kalau Israel setuju menghentikan serangannya di Gaza secara permanen.
“Hamas tidak akan menyerahkan senjatanya atau menandatangani proposal yang meminta hal itu,” kata Sinwar kepada mediator Arab seperti dikutip dari thecradle, Sabtu (8/6/2024).
Pesan tersebut muncul ketika direktur CIA William Burns kembali ke ibu kota Qatar, Doha, untuk melanjutkan pembicaraan, kali ini bertujuan untuk memperkuat proposal gencatan senjata yang disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei.
Biden menyampaikan proposal tersebut dalam pidatonya pekan lalu, dengan mengatakan Israel telah menawarkannya.
Namun, Tel Aviv kemudian mengakui bahwa pihaknya mengizinkan tim perunding untuk menyampaikan rencana tersebut kepada mediator, namun para pejabat sejak itu menekankan bahwa rancangan yang diungkapkan oleh presiden AS itu tidak lengkap.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa Tel Aviv tidak akan menyetujui gencatan senjata permanen sampai Hamas dikalahkan.
“Perang akan dihentikan dengan tujuan pengembalian sandera, dan kemudian kita akan melanjutkan diskusi,” katanya, Senin.
Tel Aviv telah menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang dirancang AS dan ingin dilakukan pemungutan suara oleh Washington.
Menurut salinan rencana gencatan senjata yang diusulkan AS, yang diperoleh secara eksklusif oleh Middle East Eye (MEE), inisiatif tersebut tidak mencakup gencatan senjata permanen.
Sebaliknya, mereka menyerukan penghentian sementara operasi militer selama 42 hari yang akan diikuti dengan perundingan terbuka untuk gencatan senjata permanen.
“Gencatan senjata sementara berpotensi diperpanjang setelah fase 42 hari selama negosiasi mengenai kondisi tahap kedua perjanjian masih berlangsung,” demikian isi dokumen tersebut, menurut MEE.
Rencana tersebut jelas melanggar ketentuan utama Hamas dalam sebuah perjanjian, yang paling menonjol adalah penghentian perang secara permanen, sehingga kecil kemungkinan gerakan tersebut akan menyetujuinya. Hamas lantas memberi isyarat masih mengkaji usulan yang diajukan Biden. [ran]