(IslamToday ID) – Sedikitnya 274 warga Palestina, termasuk puluhan anak-anak, tewas, dan ratusan lainnya terluka, dalam serangan Israel menyelamatkan empat sandera yang ditahan oleh Hamas pada Sabtu (8/6/2024), kata Kementerian Kesehatan Palestina di daerah kantong yang terkepung.
Menurut media AS, sebuah unit Amerika di Israel mendukung upaya penyelamatan empat sandera Israel di Gaza tengah yang menewaskan ratusan warga sipil tersebut.
“Sebuah sel Amerika di Israel mendukung upaya penyelamatan empat sandera Israel, bekerja sama dengan pasukan Israel dalam operasi tersebut,” kata seorang pejabat AS kepada media pada hari Sabtu, seperti dikutip dari trtworld, Senin (10/6/2024).
Israel diketahui bersiap selama berminggu-minggu untuk operasi hari Sabtu, dengan melibatkan ratusan personel dari militer Israel, dinas intelijen dalam negeri, dan unit polisi khusus.
Di sisi lain, Militer Israel mengatakan pasukannya mendapat serangan hebat dan merespons selama operasi siang hari yang kompleks di Gaza tengah. Dan mengatakan bahwa mereka mengambil empat sandera Israel dari Gaza tengah setelah operasi militer di daerah tersebut.
Tentara mengidentifikasi para sandera yang dibebaskan sebagai Noa Argamani (25), Andrey Kozlov (27), Shlomi Ziv (40), dan Almog Meir (21).
Dikatakan juga bahwa para sandera ditemukan di dua area terpisah di kamp tersebut, dan menyatakan bahwa mereka dalam keadaan sehat.
Sebagai informasi, Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 83.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta pengungsi Palestina mencari perlindungan. [ran]