(IslamToday ID) – Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan meminta semua negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) memberikan tekanan pada Israel dan sekutunya.
Hal itu diungkapkan Fidan saat berbicara pada pertemuan Dialog Strategis Tingkat Tinggi para menteri luar negeri Dewan Kerja Sama Teluk-Turkiye (GCC) ke-6 pada hari Minggu di Doha, ibu kota Qatar.
“Kondisi dan perlakuan tidak manusiawi yang dihadapi oleh tahanan Palestina tidak dapat diabaikan. Mari kita bersatu untuk membela hukum internasional, hak asasi manusia, dan nilai-nilai universal yang telah dilupakan oleh beberapa teman Barat kita,” tuturnya seperti dikutip dari trtworld, Senin (10/6/2024).
“Kerja sama yang lebih erat di antara kita akan sangat penting untuk membangun perdamaian dan keamanan di kawasan, dimulai dengan mencapai solusi yang adil bagi saudara-saudara kita di Palestina,” tambah Menteri Luar Negeri Turki.
Fidan menekankan bahwa Israel melakukan kejahatan barbar di Gaza, dan sikap diam beberapa negara harus diakhiri untuk memberikan dukungan kepada Palestina.
“Kami siap berkontribusi dalam rekonstruksi Gaza, namun mereka yang menghancurkan Gaza dan membantu penghancurannya juga harus memberikan kompensasi atas kerusakan tersebut,” ujarnya.
Fidan mengatakan perlawanan terhadap pendudukan di Palestina telah menjadi pertarungan antara penindas dan tertindas di seluruh dunia.
“Pengakuan Negara Palestina oleh lebih banyak negara dan keanggotaan penuhnya di PBB merupakan persyaratan hukum, keadilan, dan hati nurani internasional,” ujarnya.
“Sebagai warga Turki, kami akan terus melakukan segala upaya untuk mendirikan Negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan berbatasan secara geografis,” tambah Fidan.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 37.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 84.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei. [ran]