(IslamToday ID) – Pihak berwenang Israel sedang mendiskusikan hukuman terhadap badan-badan PBB yang beroperasi di Wilayah Palestina dan Israel menyusul dimasukkannya Israel dalam daftar hitam oleh PBB.
Dikutip dari thecradle, Kamis (13/6/2024) tindakan tersebut mungkin termasuk pengusiran staf PBB karena ketegangan antara Israel dan organisasi internasional semakin memburuk.
“Mereka perlu khawatir,” kata seorang pejabat Israel mengenai badan-badan PBB.
Kabinet Israel membahas serangkaian tindakan terhadap badan-badan PBB pada hari Minggu dan Senin. Meskipun belum ada keputusan akhir yang diambil, beberapa langkah yang diambil termasuk perlambatan atau penolakan total terhadap perpanjangan visa staf PBB, boikot oleh pemerintah Israel terhadap pejabat penting PBB, dan penghentian serta pengusiran misi PBB.
Sasaran potensial dari tindakan hukuman Israel adalah UNICEF, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dan Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah (UNSCO), yang merupakan badan politik utama PBB dalam upaya di Palestina dan Israel. dan tokoh kunci dalam meredakan ketegangan dan mengamankan gencatan senjata di antara keduanya.
Permusuhan Tel Aviv terhadap PBB menjadi lebih buruk setelah Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengumumkan bahwa organisasi tersebut akan menambahkan Israel ke daftar hitam negara dan entitas yang merugikan anak-anak di zona konflik.
Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menggambarkan daftar hitam tersebut sebagai hal yang memalukan dan para pejabat lainnya bersumpah untuk melakukan pembalasan terhadap badan-badan PBB yang telah bekerja di Israel dan wilayah pendudukan Palestina selama beberapa dekade.
Sebelumnya, awal tahun ini, Israel secara terbuka menuduh staf Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) memiliki hubungan langsung dengan Hamas dan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober.
Anggota staf UNRWA melaporkan bahwa mereka disiksa oleh tentara Israel hingga secara tidak benar mengakui bahwa mereka terlibat dalam operasi perlawanan Palestina.
Pada bulan Mei, Guterres mengungkapkan bahwa sejak awal perang, lebih dari 190 anggota staf PBB telah terbunuh di Gaza. [ran]
l