(IslamToday ID) – Rusia mengutuk serangan Amerika Serikat dan Inggris di Laut Merah dan menganggap perjanjian PBB tidak berguna.
“[Kami] mengutuk serangan koalisi pimpinan AS dan Inggris yang menargetkan wilayah kedaulatan Yaman. Agresi ini dilakukan dengan melanggar Piagam PBB. Tidak ada gunanya sejauh tidak dapat menghentikan serangan di Laut Merah,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengenai situasi Yaman pada Kamis, dikutip dari Sputnik, Jumat (14/6/2024).
Nebenzia mengatakan bahwa kesewenang-wenangan penggunaan kekuatan oleh negara-negara NATO dapat meninggalkan noda darah.
Pada tanggal 7 Juni, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan gerakan Allah Ansar di Yaman, yang pendukungnya dikenal sebagai Houthi, telah menahan 11 personel PBB.
Tiga hari kemudian, kelompok Houthi mengatakan mereka menahan mata-mata yang terkait dengan Badan Intelijen Pusat AS karena diduga melakukan kegiatan intelijen dan sabotase di Yaman.
Milisi Yaman menargetkan supercarrier kelas USS Dwight D. Eisenhower Nimitz di Laut Merah pekan lalu di tengah intensifikasi serangan udara dan rudal Amerika dan Inggris di Yaman, yang telah menewaskan sejumlah warga sipil.
Pada November 2023, Houthi berjanji akan menyerang kapal mana pun yang terkait dengan Israel sampai mereka menghentikan aksi militer di Jalur Gaza. Serangan tersebut mendorong Amerika Serikat untuk membentuk koalisi multinasional untuk melindungi pelayaran di Laut Merah serta menyerang sasaran Houthi di darat. [ran]