(IslamToday ID) – Angkatan Laut Filipina tengah melakukan pemantuan aktivitas pembangunan pulau Vietnam di Laut Filipina Barat, yang menjadi bagian dalam zona ekonomi eksklusif Filipina di Laut China Selatan (LCS).
Juru bicara Laut Filipina Barat, Komodor Roy Vincent Trinidad, mengatakan kepada sebuah stasiun radio bahwa angkatan laut dan kementerian luar negeri sedang mengawasi situasi tersebut.
Manila mengklaim yurisdiksi atas sekelompok terumbu karang dan bebatuan, yang disebut gugusan pulau Kalayaan di Filipina. Sebagian besar terumbu karang berada di kepulauan Spratly yang diperebutkan oleh beberapa negara di kawasan.
Lembaga pemikir Inisiatif Transparansi Maritim Asia (AMTI) mengatakan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa dalam enam bulan Vietnam telah menciptakan daratan baru di Laut China Selatan sebanyak dua tahun sebelumnya jika digabungkan.
“Vietnam telah mereklamasi lahan seluas 955 hektar, sekitar setengah dari luas yang dibangun Tiongkok selama bertahun-tahun,” kata AMTI, dilansir dari Radio Free Asia, Kamis, 13 Juni 2024.
Tanggapan terukur Filipina terhadap laporan reklamasi lahan Vietnam di wilayah yang juga diklaimnya terjadi setelah periode konfrontasi yang semakin intensif antara Manila dan Beijing mengenai wilayah lain di perairan yang disengketakan.
Filipina dan Vietnam memiliki hubungan persahabatan, ucap Trinidad. “Vietnam tidak melakukan tindakan ilegal, koersif, agresif, dan menipu terhadap kami, tidak seperti Tiongkok,” tambahnya.
Sebelumnya, pejabat Filipina lainnya mengatakan bahwa Vietnam mengklaim kembali wilayah yang didudukinya sebelum Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan pada tahun 2002.
“Vietnam fokus mengurus urusan mereka sendiri,” kata juru bicara penjaga pantai Filipina Jay Tarriela kepada wartawan.
“Mereka tidak melakukan pelecehan terhadap nelayan kami atau mengerahkan kapal penjaga pantai dan milisi maritim secara ilegal di perairan sekitar wilayah maritim kami yang diduduki,” tambah Tarriela.
Manila dan Hanoi menjalin kemitraan strategis pada 2015 dan telah bekerja sama untuk mengelola klaim mereka yang tumpang tindih di Laut China Selatan di tengah tantangan maritim baru yang ditimbulkan oleh negara tetangga mereka, Tiongkok.
Duta Besar Filipina untuk Vietnam, Meynardo LB. Montealegre, menyebut Vietnam sebagai ‘saudara kembar’ di kawasan ASEAN.
“Kedua negara berbagi Laut China Selatan sebagai ruang bersama untuk pertumbuhan, sumber pemberi kehidupan bagi pembangunan dan sama-sama penting bagi hidup berdampingan kita,” sambungnya.
Namun upaya-upaya yang dilakukan Vietnam baru-baru ini dapat menjadi isu yang memecah belah kedua belah pihak.[sya]