(IslamToday ID) – Pejabat AS mengaku frustasi dengan tindakan Israel yang menuntut diberikan lebih banyak informasi intelejen oleh AS. Padahal semalam ini AS mengaku telah memberikan banyak informasi mengenai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
“Beberapa pejabat AS frustrasi dengan tuntutan Israel untuk memberikan informasi intelijen lebih banyak daripada yang sudah diberikan oleh Amerika Serikat,” kata Sputnik yang dikutip pada Sabtu (15/6/2024).
“Amerika Serikat telah memberi Israel rekaman drone, citra satelit, penyadapan komunikasi, dan bentuk intelijen lainnya setelah serangan mendadak organisasi Palestina Hamas pada 7 Oktober,” kata laporan itu, mengutip pejabat intelijen AS dan Israel saat ini dan mantan pejabat intelijen AS.
“Namun, para pejabat Israel percaya bahwa Amerika Serikat tidak memberikan informasi intelijen apa pun yang tidak dapat mereka kumpulkan sendiri,” tambah sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Para pejabat Amerika pun mengatakan bahwa penilaian Israel mengenai AS yang menyembunyikan sejumlah infomasi adalah salah dan hanya berdasarkan asumsi belaka.
Pemerintahan Biden memang membatasi penggunaan data intelijen yang disediakan AS untuk menemukan sandera yang disandera oleh Hamas, tetapi beberapa anggota parlemen AS khawatir bahwa Israel mungkin menggunakan data tersebut dalam serangan udara dan operasi militer lainnya.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel, yang menewaskan sekitar 1.100 personel militer dan warga sipil Israel dan sekitar 240 orang diculik. Israel kemudian memulai operasi militer di Jalur Gaza, termasuk upaya penyelamatan sandera.
Sekitar 120 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di wilayah kantong Palestina, sekitar sepertiga di antaranya diperkirakan tewas.
Operasi militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 37.100 orang, menurut otoritas setempat. [ran]