(IslamToday ID) – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara resmi membubarkan kabinet darurat perang yang dibentuk pada tanggal 11 Oktober untuk mengelola kampanye melawan perlawanan Palestina dan Lebanon.
Keputusan itu tertuang dalam sebuah keputusan yang dibuat satu minggu setelah pemimpin oposisi Benny Gantz mengundurkan diri dari kabinet darurat tersebut.
“Kabinet sudah dalam kesepakatan koalisi dengan (MK Persatuan Nasional Benny) Gantz atas permintaannya. Begitu Gantz pergi, tidak diperlukan lagi kabinet,” kata Netanyahu pada Ahad malam, seperti dikutip dari thecradle, Selasa (18/6/2024).
Pada kesempatan itu, Netanyahu menekankan tidak akan ada kabinet baru yang dibentuk dari para pemimpin koalisi pemerintahannya, sebuah gagasan yang diajukan oleh menteri ultranasionalis Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir.
“Untuk mencapai tujuan menghilangkan kemampuan Hamas, saya membuat keputusan yang tidak selalu dapat diterima oleh eselon militer,” ucap Netanyahu.
“Kami memiliki negara dengan tentara dan bukan tentara dengan negara kekuatan militer,” sambungnya.
Sebagai informasi, Kabinet perang pertama kali dibentuk pada 11 Oktober sebagai cara untuk mengambil keputusan cepat mengenai jalannya perang. Kebinet ini terdiri dari tiga orang yakni Benny Gantz , seorang anggota parlemen oposisi populer dan mantan panglima militer, juga Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Kabinet perang mulanha dibentuk sebagai cara untuk memblokir anggota parlemen sayap kanan di kabinet Netanyahu. Namun baru-baru ini, Netanyahu mendapat tekanan dari para menteri sayap kanan di kabinet koalisinya yang ingin bergabung dengan kru perang. [ran]