(IslamToday ID) – NATO menuduh Tiongkok memperkeruh konflik Rusia-Ukraina dengan melakukan ekspor besar-besaran untuk membangun kembali industri pertahanan Rusia.
Ketua NATO juga memperingatkan bahwa aliansi Barat perlu membebankan biaya pada Tiongkok atas dukungannya terhadap Rusia dan mengatakan bahwa hanya aliran senjata secara teratur ke Ukraina yang dapat mengakhiri perang.
“Presiden Xi Jinping telah mencoba menciptakan kesan bahwa ia mengambil peran di belakang dalam konflik ini, untuk menghindari sanksi dan menjaga arus perdagangan,” kata Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg seperti dikutip dari trtworld, Selasa (18/6/2024).
“Tetapi kenyataannya adalah Tiongkok memicu konflik bersenjata terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, dan pada saat yang sama, Tiongkok ingin menjaga hubungan baik dengan Barat,” ujarnya.
“Beijing tidak bisa melakukan keduanya. Pada titik tertentu, dan kecuali Tiongkok mengubah arah, sekutunya harus menanggung akibatnya. Harus ada konsekuensinya,” sambungnya.
Stoltenberg ingin KTT di Washington menempatkan NATO sebagai pemimpin koordinasi mengenai Ukraina dan menyiapkan jalan bagi dukungan militer jangka panjang.
“Semakin kredibel dukungan jangka panjang kami, semakin cepat Moskow menyadari bahwa mereka tidak bisa menunggu kami keluar,” katanya.
“Ini mungkin tampak seperti sebuah paradoks, namun jalan menuju perdamaian adalah lebih banyak senjata bagi Ukraina.”
Kongres AS pada bulan April menyetujui pendanaan militer baru senilai $60 miliar untuk Ukraina, namun hal itu terjadi setelah berbulan-bulan tertunda karena pertikaian politik dan tentangan dari beberapa sekutu Trump dari Partai Republik.
Terpisah, Tiongkok berargumen bahwa mereka tidak mengirimkan perwakilan ke kongres di Swiss lantaran tidak ingin mematikan kedua pihak, tidak seperti Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Diketahui Beijing menghindari pertemuan puncak akhir pekan di Swiss yang dipromosikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang menegaskan kembali tuntutan Kiev agar Rusia meninggalkan wilayah Ukraina demi perdamaian.
Sementara, Rusia bersikeras bahwa mereka tertarik untuk melakukan perundingan tetapi menuntut pasukan Ukraina untuk menarik diri dari wilayah yang direbut oleh Moskow. [ran]