(IslamToday ID) – Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa kemungkinan serangan ke wilayah Galilea di Israel utara tetap masuk akal jika terjadi perang.
Pernyataan disampaikan saat upacara peringatan pemimpin partai Talib Sami Abdullah, yang tewas dalam serangan udara Israel pada 12 Juni.
“Peluang terjadinya perang besar bisa saja terjadi kapan saja, meskipun Hizbullah tidak menginginkan perang yang komprehensif,” kata Nasrallah sepeti dikutip dari TRT World, Kamis (20/6/2024).
“Untuk pertama kalinya sejak 1948, sabuk keamanan telah dibentuk di Israel utara, yang sejak 8 Oktober telah memahami bahwa posisinya akan menjadi sasaran, dan kami memiliki cukup informasi tentang benteng, perangkat, dan personel mereka (Israel),” tekan Nasrallah.
“Sejauh ini, kami telah berperang dengan sebagian senjata kami dan memperoleh senjata baru, yang sifatnya akan terlihat jelas di medan perang,” lanjutnya.
Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah juga menegaskan bahwa tidak akan ada aturan dan tidak ada batasan bagi kelompoknya jika Israel memulai perang skala penuh melawan Lebanon, dan memperingatkan bahwa tidak ada tempat di Israel aman dari serangan Hizbullah.
Pada kesempatan itu, Nasrallah pun mengancam Siprus dengan mengatakan akan menjadi bagian dari perang jika terus mengizinkan Israel menggunakan infrastruktur militernya untuk latihan.
Sementara Presiden Siprus Nikos Christodoulides menanggapi komentar Nasrallah dengan menyebuatnya sebagai hal yang tidak menyenangkan dan menekankan bahwa negaranya masih jauh dari konflik militer.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan tentara negaranya sedang menjalani kesiapan darat dan udara di Israel utara, menyusul pidato pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang disiarkan di televisi. Dia menambahkan akan ada lebih banyak penguatan dalam sistem intelijen dan persiapan untuk segala kemungkinan. [ran]