(IslamToday ID) – Kanada secara resmi memasukkan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) ke dalam organisasi teroris. Langkah ini bukan kali pertama dilakukan oleh dunia internasional, sebelumnyamantan Presiden AS Donald Trump juga melakukan hal serupa pada 2019.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan hubungan Iran dengan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon dan kelompok bersenjata Palestina Hamas, yang keduanya telah terlibat perang dengan pasukan Israel sejak Oktober 2023.
“Pendaftaran IRGC didasarkan pada upaya pemerintah Kanada yang lebih luas untuk memastikan bahwa tidak ada impunitas atas tindakan melanggar hukum Iran dan dukungannya terhadap terorisme,” kata Dominic LeBlanc, menteri keamanan publik dan urusan antar pemerintah Kanada, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Middle East Eye, Jumat (21/6/2024).
“Pemerintah kami akan selalu memajukan hak asasi manusia dan mengambil tindakan terhadap mereka yang berupaya mengganggu cara hidup kami, di Kanada dan di seluruh duni,” lanjutnya.
LeBlanc menambahkan bahwa penunjukan tersebut memungkinkan Kanada untuk menyelidiki mantan pejabat pemerintah Iran yang tinggal di negara itu.
Berdasarkan hukum Kanada, ketika suatu kelompok ditetapkan sebagai entitas teroris, polisi diperbolehkan untuk menuntut atau mengejar siapa pun yang mendukung kelompok tersebut.
Tindakan ini juga berpotensi mempengaruhi warga Iran yang mencari perlindungan di Kanada, mengingat beberapa orang sebelumnya pernah bertugas di IRGC sebagai bagian dari wajib militer Iran.
Terpisah, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyebut tindakan Kanada tidak dipertimbangkan dengan baik dan bersifat provokatif. “Teheran berhak untuk meresponsnya secara proporsional,” kata Kanaani.
“IRGC adalah sebuah institusi yang tidak terpisahkan dari keamanan nasional Iran, memperoleh legitimasinya dari konstitusi Iran,” lanjutnya.
IRGC dibentuk setelah Revolusi Islam di Iran tahun 1979 dan merupakan bagian dari struktur militer resmi Republik Islam.
Selain IRGC, Kanada juga memasukkan Pasukan Quds sebagai kelompok teroris. Padahal negara Amerika Utara tersebut belum memiliki hubungan diplomatik dengan Iran sejak tahun 2012.
Beberapa negara di Eropa, termasuk Jerman, juga mendorong Uni Eropa untuk menetapkan IRGC sebagai kelompok teroris.
Keputusan Ottawa untuk memberikan sanksi kepada seluruh IRGC terjadi ketika ketegangan antara Israel dan Hizbullah mencapai titik didih.
Awal pekan ini, AS memberi isyarat bahwa mereka akan mendukung Israel dalam kemungkinan serangan terhadap kelompok Lebanon, yang didukung oleh Iran.
Sebagai informasi, Iran dan Kanada memiliki hubungan yang tegang selama dekade terakhir. Delapan tahun setelah Ottawa memutuskan hubungan diplomatik, pada tahun 2020 Iran menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina yang membawa puluhan warga negara dan penduduk Kanada di dalamnya.
Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS, yang baru saja membunuh Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Bagdad.
Iran mengatakan jatuhnya pesawat tersebut adalah kecelakaan yang dipicu oleh kesalahan manusia, dan tahun lalu pengadilan di Iran mengeluarkan hukuman awal bagi 10 orang yang tidak disebutkan namanya yang dituduh berperan dalam jatuhnya pesawat tersebut.
Namun dalam sebuah kasus di Mahkamah Internasional, Kanada mengatakan Iran telah gagal melakukan penyelidikan dan penuntutan pidana yang tidak memihak, transparan dan adil sesuai dengan hukum internasional. [ran]