(IslamToday ID) – CEO Pengelola dan Pengawasan listrik Israel mengatakan negaranya tidak siap menghadapi perang dengan Hizbullah yang kemungkinan akan menargetkan infrastruktur listrik negara tersebut.
“Kami belum siap untuk perang sesungguhnya. Menurut saya, kita hidup di dunia fantasi,” kata Shaul Goldstein, kepala Noga – Operator Sistem Independen Israel yang dikutip dari The Cradle, Sabtu (22/6/2024).
Memutus jaringan listrik Israel, lanjutnya, bukan perkara sulit bagi pemimpin Hizbullah.
“Jika Nasrallah (pemimpin Hizbullah) memutuskan untuk melumpuhkan jaringan listrik Israel, dia hanya perlu mengangkat telepon dan menghubungi kepala jaringan listrik Beirut, yang (secara teknis) identik dengan jaringan listrik Israel.” Goldstein menambahkan.
“Keuntungannya adalah kami telah banyak berinvestasi dalam perlindungan, bekerja sama dengan Israel Electric Company,” lanjutnya.
Dikutip dari sumber berbeda, Reuters mencatat bahwa Hizbullah kemungkinan memiliki lebih dari 150.000 rudal dan roket dari berbagai jenis dan jangkauan.
Hizbullah mengatakan mereka memiliki roket yang dapat menghantam seluruh wilayah Israel, termasuk rudal presisi, drone, dan rudal anti-tank, anti-pesawat, dan anti-kapal.
Israel dan Hizbullah telah saling bertukar ancaman yang semakin bermusuhan dalam beberapa hari terakhir. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan invasi ke Galilea masih direncanakan jika terjadi perang.
Sebelumnya, Penasihat Presiden AS Joe Biden, Amos Hochstein, melakukan perjalanan ke Israel dan Lebanon minggu ini di tengah meningkatnya ketegangan.
Di Israel, Hochstein bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Presiden Isaac Herzog, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, pemimpin oposisi Knesset Yair Lapid, dan mantan anggota kabinet perang Benny Gantz.
Hochstein memperingatkan kemungkinan bahwa perang dengan Hizbullah dapat menyebabkan serangan besar-besaran Iran terhadap Israel, yang akan sulit dihalau oleh sistem pertahanan Israel jika terjadi serangan besar-besaran oleh Hizbullah dari Lebanon.
Para pemimpin Israel sendiri selama berbulan-bulan telah mengancam akan meniru kehancuran Gaza ke Lebanon jika Hizbullah tidak menghentikan serangannya dari utara, yang memaksa sekitar 200.000 pemukim dievakuasi.
Ancaman tersebut ditanggapi Anggota parlemen Lebanon yang berafiliasi dengan Hizbullah dan juru bicaranya Ibrahim Moussawi yang menyatakan pada awal pekan ini bahwa jika Israel menginginkan perang skala penuh, maka perlawanan Islam sudah siap.
“Kalau mereka mau datang ke Lebanon, dipersilakan. Kami sedang menunggu mereka. Ahlan wa Sahlan, begitulah kata mereka dalam bahasa Arab,” ujarnya. [ran]