(IslamToday ID) – Perekonomian kian terpuruk akibat perang berkepanjangan, Menteri Energi Israel Eli Cohen mengumumkan pada hari Rabu bahwa kementeriannya menyetujui ekspor gas tambahan sebesar 118 miliar meter kubik (bcm).
“Keputusan tersebut akan meningkatkan keamanan energi dan memperbaiki perekonomian, yang telah menderita secara signifikan akibat perang multi-front yang dihadapi Israel,” kata Cohen, dikutip dari The Cradle, Kamis (27/6/2024).
Perang genosida di Jalur Gaza dan kegagalan upaya untuk memberantas perlawanan Palestina, serta kampanye maritim Yaman dan operasi Hizbullah terhadap wilayah utara Israel, telah menghancurkan perekonomian Israel. Pada bulan-bulan terakhir tahun 2023, PDB Israel anjlok hampir 20 persen.
Pendapatan di pelabuhan-pelabuhan utama seperti pelabuhan di bagian selatan Eilat juga mengalami penurunan yang signifikan, sementara di bagian utara – pendidikan, bisnis lokal, dan perekonomian mengalami keruntuhan.
Diketahui, Hizbullah telah memaksa puluhan ribu pemukim untuk mengungsi dari permukiman yang membentuk wilayah tersebut yang sekarang disebut oleh media Ibrani sebagai “zona penyangga” bagi perlawanan Lebanon.
Janji Israel untuk meningkatkan ekspor energi bertepatan dengan meningkatnya ketakutan akhir-akhir ini atas gejolak di perbatasan Lebanon, karena Israel baru-baru ini mengancam akan memperluas perang melawan Hizbullah dan telah mengumumkan bahwa rencana pertempuran untuk serangan semacam itu telah disetujui.
Dari pemberitaan media diketahui bahwa peningkatan ketegangan antara Israel dan Hizbullah akan menempatkan keamanan energi Israel pada risiko besar.
Diketahui, selama seminggu terakhir Hizbullah merilis dua video yang menunjukkan bahwa mereka memiliki koordinat yang tepat untuk sejumlah sasaran Israel yang sangat sensitif, yang dapat diserang jika terjadi perang besar-besaran terhadap Lebanon.
Dalam video pertama dengan rekaman UAV pengawasan Hizbullah, yang dirilis pada 18 Juni, terlihat platform komersial utama pelabuhan Haifa, serta pembangkit listrik utama Haifa, lokasi penyimpanan petrokimia, dan tangki minyak besar.
Kilang minyak Israel juga terlihat menjadi salah satu target Hizbullah dalam video kedua yang dirilis pada 22 Juni.
Hizbullah juga mampu menyerang infrastruktur gas di Mediterania. Sebelumnya mereka mengancam akan melakukan hal tersebut ketika terjadi ketegangan antara Lebanon dan Israel sehubungan dengan perjanjian eksplorasi gas maritim yang dicapai secara tidak langsung antara kedua pemerintah pada tahun 2022. [ran]