(IslamToday ID) – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pihaknya memiliki metode yang dianggap tepat untuk melakukan perjanjian perdamaian dengan Rusia. Metode tiga negara itu nantinya akan melibatkan PBB dan Turki.
“Model ini digunakan untuk pertama kalinya dalam contoh koridor gandum, ketika Ukraina bernegosiasi bukan dengan Rusia, tetapi dengan PBB dan Turki,” kata Zelensky dalam wawancara dengan The Philadelphia Inquirer, Minggu yang dikutip pada Senin (1/7/2024) dari Sputnik.
Lebih lanjut Zelensky memaparkan mulanya Ukraina melakukan negosiasi dengan Turkiye yang nantinya akan dikomunikasikan dengan Rusia. Sehingga menghasilkan dua perjanjian cermin yang melibatkan Moskow.
“Sekarang hal ini dapat dilakukan dengan negara-negara dari benua berbeda. Untuk saat ini, kami hanya memiliki model ini,” kata Zelensky.
Rencana ini terntu mengejutkan setelah pada Maret lalu Zelensky mengatakan dia menentang usulan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengadakan pertemuan puncak perdamaian dengan partisipasi Rusia.
Sebelumnya Zelensky mengatakan bahwa Ukraina tengah menggarap rencana perdamain yang terperinci dan jelas. Rancangan tersebut diyakini akan berhasil mengumpulkan dukungan mayoritas internasional pada tahun ini.
“Sangat penting bagi kami untuk menunjukkan rencana untuk mengakhiri perang yang akan didukung oleh sebagian besar dunia. Ini adalah jalur diplomatik yang sedang kami upayakan. Tidak semuanya tergantung pada kami. Produksi teknologi, pesawat nirawak, artileri kami memang meningkat, karena kami harus kuat di medan perang. Ini adalah dua proses paralel, menjadi kuat dan mengembangkan rencana yang terperinci dan jelas, dan itu akan siap tahun ini,” kata Zelensky.
Zelensky juga mengatakan bahwa ia berharap memperoleh semacam “dokumen kuat” yang mendukung Ukraina pada pertemuan puncak NATO di Washington, yang akan diselenggarakan pada 9-11 Juli. [ran]