(IslamToday ID) – Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab mencabut sebutan Hizbullah sebagai organisasi teroris.
“Dalam keputusan Liga Arab sebelumnya, Hizbullah ditetapkan sebagai organisasi teroris, dan penetapan ini tercermin dalam resolusi, yang berujung pada pemutusan komunikasi berdasarkan keputusan tersebut,” kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arabkata Hossam Zaki dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari The Cradlle, Selasa (2/7/2024).
“Negara-negara anggota Liga sepakat bahwa label Hizbullah sebagai organisasi teroris tidak boleh lagi digunakan,” imbuhnya.
“Penetapan Hizbullah sebagai organisasi teroris tidak berlaku lagi. Liga Arab tidak memiliki daftar teroris dan tidak secara aktif berupaya menetapkan entitas dengan cara seperti itu,” kata Zaki lagi.
Menurut pemberitaan media, keputusan pencabutan Hizbullan sebagai kelompok teroris dilakukan usai Zaki mengunjungi Beirut dan bertemu dengan kepala blok parlemen Hizbullah, Muhammad Raad. Pertemuan keduanya menandai kontak pertama antara liga dan perlawanan Lebanon dalam lebih dari sepuluh tahun.
Zaki juga disebut bertemu dengan pejabat Lebanon lainnya, membahas de-eskalasi Pernyataan di perbatasan selatan negara itu, serta kekosongan presiden di Lebanon.
Pengumuman Zaki ini muncul saat Hizbullah melancarkan operasi harian terhadap lokasi perbatasan Israel untuk mendukung perlawanan Palestina di Gaza. Serangan tersebut telah mengosongkan lebih dari 40 permukiman dan telah menghancurkan ekonomi, bisnis, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari di wilayah utara Israel.
Tel Aviv baru-baru ini mengintensifkan ancaman terhadap Lebanon terkait operasi Hizbullah, dan mengatakan bahwa rencana pertempuran telah disetujui untuk memperluas kampanye serangan udara brutalnya di Lebanon selatan menjadi operasi berskala lebih luas.
Hizbullah sendiri telah bersumpah untuk tidak menghentikan operasinya sampai perang di Gaza berakhir, dan mengatakan bahwa pihaknya akan berperang tanpa batas, aturan, atau pengekangan jika Israel melancarkan perang yang lebih luas terhadap Lebanon.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada minggu ini mengatakan Israel tidak mencari perang dan mengatakan bahwa solusi diplomatik lebih baik.
Sebagai informasi, Liga Arab menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris pada Maret 2016, tak lama setelah negara-negara GCC melabelinya demikian.
Saat itu, liga tersebut meminta kelompok perlawanan untuk berhenti mempromosikan ekstremisme dan sektarianisme, menahan diri dari mencampuri urusan dalam negeri negara lain, dan menahan diri dari memberikan dukungan apa pun terhadap terorisme dan teroris di kawasan tersebut.
Keputusan itu diambil tiga tahun setelah Hizbullah memasuki perang di Suriah untuk membantu pasukan pemerintah memerangi kelompok ekstremis, yang juga menimbulkan ancaman signifikan terhadap Lebanon dan keamanannya.
Tahun-tahun setelah masuknya Hizbullah ke dalam konflik Suriah menyaksikan kampanye propaganda skala besar terhadap kelompok itu, yang dipimpin terutama oleh media Barat dan Teluk. [ran]