(IslamToday ID) – Hizbullah menyebut satu-satunya jalan menuju gencatan senjata di perbatasan Lebanon-Israel adalah gencatan senjata penuh di Gaza.
“Jika ada gencatan senjata di Gaza, kami akan berhenti tanpa diskusi apa pun,” kata wakil pemimpin Hizbullah, Naim Kassem, sepetti dikutip dari TRT World, Rabu (3/7/2024).
Namun, lanjutnya, jika Israel mengurangi operasi militernya tanpa perjanjian gencatan senjata formal dan penarikan penuh dari Gaza, implikasinya terhadap konflik perbatasan Lebanon-Israel kurang jelas.
“Jika apa yang terjadi di Gaza adalah campuran antara gencatan senjata dan tidak ada gencatan senjata, perang dan tidak ada perang, kami tidak dapat menjawab (bagaimana kami akan bereaksi) sekarang, karena kami tidak tahu bentuknya, hasilnya, dampaknya,” terang Kassem.
Di sisi lain, Pembicaraan tentang gencatan senjata di Gaza telah menemui jalan buntu dalam beberapa minggu terakhir, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi di garis depan Lebanon-Israel. Hizbullah telah saling serang hampir setiap hari dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan mereka selama sembilan bulan terakhir.
Konflik tingkat rendah antara Israel dan Hizbullah telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon.
Seperti diketahui, Israel melancarkan perang brutal di Gaza setelah pejuang Hamas menyerbu perbatasan ke Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Serangan udara dan darat Israel telah menewaskan lebih dari 37.900 orang di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di wilayah tersebut. [ran]