(IslamToday ID) – AS telah mendeportasi 116 migran Tiongkok untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Tindakan ini terjadi selama akhir pekan di tengah meningkatnya perdebatan politik menjelang pemilihan presiden AS mengenai imigrasi Tiongkok.
“Kami akan terus menegakkan hukum imigrasi dan mendeportasi individu tanpa dasar hukum untuk tetap tinggal di Amerika Serikat,” tutur Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Al Maydeen, Reabu (3/7/2024).
Departemen tersebut mengklaim bahwa mereka bekerja sama dengan China untuk meminimalkan dan mencegah migrasi ilegal serta memerangi penyelundupan manusia melalui langkah-langkah penegakan hukum yang lebih ketat. Namun, tidak menjelaskan secara rinci mengenai durasi tinggal para migran tersebut di AS.
Lebih lanjut, Departemen tersebut mengindikasikan adanya kerja sama yang sedang berlangsung dengan China untuk melakukan deportasi tambahan di masa mendatang, meski tidak menyebutkan jadwal untuk penerbangan deportasi berikutnya.
Awal tahun ini, AS dan China melanjutkan kerja sama dalam isu migrasi. Pemerintah China telah menyatakan penolakan keras terhadap imigrasi ilegal dalam segala bentuknya.
Dalam sebuah pernyataan pada bulan Mei, kedutaan besar AS di China menekankan upaya penegakan hukum yang ketat yang ditujukan untuk memerangi kejahatan terkait perbatasan dan menindak organisasi penyelundup dan pelanggarnya.
Isu migrasi warga Tiongkok sendiri menjadi titik fokus bagi Partai Republik dan mantan Presiden Donald Trump, yang telah menyatakan kecurigaan tentang alasan di balik kedatangan migran Tiongkok di AS. Organisasi advokasi Asia khawatir bahwa retorika semacam itu dapat memicu pelecehan terhadap orang Asia.
Pada tahun 2023, diduga terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah imigran Tiongkok yang memasuki AS secara ilegal dari Meksiko.
Menurut pejabat perbatasan AS, lebih dari 37.000 warga negara Tiongkok di perbatasan selatan, meningkat sepuluh kali lipat dari tahun sebelumnya. [ran]