(IslamToday ID) – Negara-negara Arab termasuk Mesir, Yordania, Maroko, dan UEA, terus mengekspor produk makanan ke Israel di tengah gencarnya aksi boikot karena tindakan genosida warga Palestina di Gaza.
Dari hasil investigasi Middle East Eye (MEE) dan Arabic Post yang diterbitkan pada 2 Juli ditemukan bahwa ratusan produk makanan yang dibuat oleh perusahaan di negara-negara Arab telah disertifikasi halal untuk diekspor ke Israel, termasuk puluhan yang diproduksi di negara-negara tersebut sejak dimulainya perang pada bulan Oktober 2023.
“Basis data Biro Pusat Statistik mencakup 35 perusahaan Mesir, 25 perusahaan Maroko, lima perusahaan Yordania, dan empat perusahaan Emirat yang berdagang dengan Israel,” kata laporan yang dikutip, Rabu (3/7/2024).
Sekitar 442 produk makanan dari negara-negara Arab telah menerima sertifikasi halal, termasuk sayuran dan buah beku atau kalengan, minyak, tahini, gula, aprikot, tuna, mi, kacang tanah, dan jus.
Investigasi tersebut juga menemukan bahwa meskipun ada kecaman internasional terhadap Israel dan seruan untuk memboikotnya, namun infrastruktur perdagangan antara Israel dan negara-negara regional tetap ada.
Bahkan dalam beberapa kasus, perdagangan antara negara-negara Arab dan Israel telah meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sebelum perang dimulai.
Dari data yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik Israel menunjukkan bahwa impor dari Mesir ke Israel pada bulan Mei 2024 bernilai $25 juta, dua kali lipat jumlah untuk bulan yang sama pada tahun 2023.
Sementara, impor Israel dari UEA dan Yordania juga lebih tinggi pada Mei 2024 dibandingkan dengan Mei tahun sebelumnya.
Data Israel juga memberikan wawasan tentang kekuatan hubungan perdagangan terkini antara Israel dan Turki, dengan 2.772 produk makanan yang diproduksi oleh 290 perusahaan Turki terdaftar sebagai halal.
Perdagangan antara Israel dan Turki juga terus berlanjut bahkan ditemukan beberapa produk Turki masih dijual minggu ini di sebuah supermarket di Acre di Israel utara meskipun ada larangan resmi ekspor ke Israel oleh pemerintah Turki sebagai respons terhadap perang Gaza.
“Beberapa perusahaan Turki berupaya menghindari larangan tersebut dengan terlebih dahulu mengekspor barang ke Yunani dan kemudian mengirimkannya ke Israel, terkadang dengan label baru untuk mengaburkan asal-usulnya,” jelas laporan yang sama.
Kepala Rabbinat Israel harus mengeluarkan sertifikat halal yang menunjukkan kepatuhan terhadap hukum Yahudi untuk produk makanan yang akan dijual di toko-toko dan supermarket Israel
MEE juga menemukan contoh produk bersertifikat halal yang diimpor dari negara-negara Arab yang dijual di supermarket Israel dan daring.
“Dalam beberapa kasus, produk makanan mungkin telah diekspor ke Israel melalui perusahaan dan distributor di negara ketiga,” kata laporan yang sama. [ran]