(IslamToday ID) – Analis Mohamed Gomaa menyoroti kerusuhan pemukim terjadi di desa Jit yang terletak di dekat kota Nablus di Tepi Barat utara. Di mana Kerusuhan tersebut mengakibatkan tewasnya seorang warga Palestina dan luka serius pada beberapa orang lainnya.
Pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan kecaman atas insiden tersebut. Netanyahu mengeluarkan seruan agar para pemukim mundur, hal yang jarang terjadi.
Menurut penilaian Gomaa, Teguran keras itu bisa jadi merupakan cerminan dari pengawasan ketat yang dialami Israel saat melancarkan perang melawan Hamas yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 40.000 orang dan menuai kemarahan kelompok hak asasi manusia dan bahkan pemerintah.
“Mereka menghadapi situasi yang sulit. Pemerintah Israel, karena kecaman datang dari seluruh dunia sekarang. Bahkan untuk perang yang terus berlanjut di Gaza. Bahkan untuk para pemukim yang telah menyerang orang-orang di Tepi Barat atau Gaza. Jadi saya pikir mereka berada dalam situasi yang sulit,” kata Gomaa seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (17/8/2024).
“Menurut saya, mereka sudah punya beberapa masalah di pemerintahan itu sendiri,” imbuhnya.
“Mungkin mereka akan tahu bahwa mereka sudah berada di bawah ancaman ICC. Itulah sebabnya saya pikir kita akan melihat lebih banyak masalah atau lebih banyak kecaman datang dari mana-mana, bahkan dari dalam Israel. Rakyat, menurut saya, sudah muak dengan perang yang terus berlanjut ini. Lebih muak karena mereka muak, atau pemerintah tidak bisa membebaskan para sandera sampai sekarang,” ujarnya.
Dia juga menyoroti masalah Hamas yang mengatakan tidak akan ikut dalam perundingan lantaran tidak lagi percaya terhadap AS. Menurutnya harus ada mediator lain agar perundingan berjalan adil.
“Mereka harus memiliki beberapa mediator untuk menutup kesenjangan antara keduanya, bahkan Hamas atau pemerintah Israel. Karena kita tahu bahwa Benjamin Netanyahu ingin melanjutkan perang ini. Dia melanjutkan perang ini hingga Hamas tersingkir, dan ini akan sulit bagi mereka,” analis tersebut menjelaskan.
Bukan tanpa sebab, AS telah menunjukkan dukungan tanpa syaratnya dengan memasok Israel secara militer, bahkan setelah puluhan ribu orang tewas dalam konflik yang berlangsung hampir satu tahun.
Sebab lain karena kesepakatan gencatan senjata yang diajukan AS diduga disabotase oleh Israel dengan mengajukan tuntutan baru. [ran]