(IslamToday ID) – China menjatuhkan sanksi terhadap sembilan perusahaan pertahanan AS atas penjualan peralatan militer ke Taiwan.
Kementerian Luar Negeri di Beijing mengumumkan langkah-langkah tersebut pada Rabu (18/9/2024). Langkah tersebut diambil saat Tiongkok terus meningkatkan tekanan terhadap Taiwan dan menuntut agar Washington mengakhiri dukungan terhadap deklarasi kemerdekaannya.
Kementerian tersebut mengatakan China juga menyebut membekukan properti sembilan perusahaan di wilayahnya dan melarang semua transaksi dengan orang atau entitas yang berbasis di China dengan segera.
“Penjualan senjata AS ke wilayah Taiwan milik Tiongkok telah secara serius melanggar prinsip satu Tiongkok, melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan Tiongkok dan merusak hubungan Tiongkok-AS,” kata Juru bicara Lin Jian yang dikutip dari Al Jazeera, Kamis (19/9/2024).
“Berhentilah berkomplot dan mendukung kemerdekaan Taiwan, dan berhentilah merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” tuntut Lin kepada AS.
Perusahaan yang terkena dampak adalah Sierra Nevada Corporation, Stick Rudder Enterprises, Cubic Corporation, S3 Aerospace, TCOM Ltd Partnership, TextOre, Planate Management Group, ACT1 Federal dan Exovera.
Sebelumnya, pada Senin (16/9/2024), Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui kemungkinan penjualan suku cadang kepada militer Taiwan yang bernilai sekitar 228 juta dolar AS.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan paket penjualan tersebut yang akan membantu negara itu mempertahankan kesiapan tempur, akan berlaku efektif dalam waktu satu bulan.
Tiongkok yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkatkan tekanan militer dan politik selama lima tahun terakhir untuk menegaskan klaimnya, yang dengan tegas ditolak oleh Taipei.
Sementara Amerika Serikat mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taipei ke Beijing pada tahun 1979 tetapi tetap menjadi mitra terpenting Taiwan dan pemasok senjata terbesarnya, yang memicu kecaman berulang kali dari Tiongkok.
Beijing dan Washington telah berulang kali berselisih dalam beberapa tahun terakhir mengenai berbagai isu lain terkait perdagangan, akses ke teknologi maju, dan tindakan China yang semakin tegas di Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Ajudan Gedung Putih Jake Sullivan bertemu pejabat tinggi militer Tiongkok Zhang Youxia bulan lalu selama kunjungan pertama penasihat keamanan nasional AS ke Tiongkok sejak 2016.
Zhang memperingatkan selama pertemuan itu bahwa status pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu adalah garis merah pertama yang tidak dapat dilanggar dalam hubungan Tiongkok-AS, dan menuntut agar Amerika Serikat menghentikan kolusi militer dengan Taiwan. [ran]