(IslamToday ID) – Dalam eskalasi perang teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya, penjajah Israel telah melancarkan serangan mematikan terhadap Hezbollah dengan mengubah perangkat komunikasi kelompok tersebut menjadi senjata berbahaya.
Perangkat tersebut diduga telah dimodifikasi dengan menambahkan bahan peledak kecil di dekat baterai, yang kemudian dipicu oleh pesan yang dikirim dari jarak jauh.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa perangkat itu diproduksi oleh perusahaan Taiwan, Gold Apollo, yang kemudian dibantah oleh pihak perusahaan. Mereka mengklaim bahwa lisensi produksi perangkat tersebut diberikan kepada perusahaan berbasis di Hungaria. Laporan lain menyebutkan bahwa perangkat tersebut dibuat oleh perusahaan Jepang, Icom, yang juga membantah keterlibatannya karena model tersebut telah tidak diproduksi selama satu dekade.
Hezbollah menyebut penjajah Israel sebagai dalang di balik serangan ini, namun Israel tetap bungkam seperti dalam kasus serupa sebelumnya.. Komunikasi Hezbollah, yang dikenal menggunakan pager untuk menghindari pengawasan, mengalami gangguan serius dalam infrastruktur komunikasi mereka. Duta Besar Iran untuk Lebanon termasuk di antara yang terluka dalam ledakan tersebut, dengan laporan menyebutkan bahwa dia kehilangan satu mata.
Sebagai balasan, Hezbollah meluncurkan serangan roket ke posisi-posisi Israel. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan membahas insiden ini, yang berpotensi memperburuk krisis yang sudah tegang di Timur Tengah.
Taktik sabotase rantai pasokan lawan bukanlah hal baru. Dalam perang Vietnam, misalnya, Amerika Serikat (AS) menggunakan amunisi yang dipenuhi bahan peledak untuk menghancurkan senjata militer Vietnam. Serangan terbaru Israel ini dianggap sebagai evolusi dari taktik serupa, menggabungkan sabotase fisik dan serangan siber.[sya]