(IslamToday ID) –Tentara Penjajah Israel telah menyelesaikan perekrutan dua brigade cadangan infanteri dan tank untuk misi operasional di front utara, ujar Avichay Adraee, juru bicara militer Israel dalam bahasa Arab, melalui media sosial X pada 27 September.
Pengumuman ini muncul ketika Israel bersiap untuk invasi darat ke Lebanon selatan. Angkatan Udara Israel telah memulai pengeboman besar-besaran di selatan dan timur Lebanon pada Senin, menewaskan lebih dari 700 orang dan menyebabkan setidaknya 70.000 orang mengungsi.
Adraee menyatakan bahwa pasukan cadangan dari Brigade Etzioni dan Brigade Nahal Utara telah tiba di wilayah utara. Unit-unit gudang darurat telah dibuka dan peralatan logistik serta alat tempur telah didistribusikan kepada tentara cadangan.
The Washington Post melaporkan bahwa mobilisasi militer Israel untuk kemungkinan serangan darat ke Lebanon terlihat jelas di utara Israel pada Kamis.
“Di jalan raya di utara Israel, satu konvoi jip dan lainnya berupa kendaraan militer menuju ke utara di jalan-jalan yang sepi. Truk-truk mengangkut ruang aman portabel. Kendaraan dengan tempat tidur besar membawa tank. Di tempat lain, pangkalan militer dan pos persiapan terletak di perbukitan utara,” kata laporan tersebut.
“Ini adalah jenis perang yang berbeda,” ujar Lior Papismadov, prajurit berusia 20 tahun yang sebelumnya berperang melawan Hamas di Gaza tetapi kini telah dilatih untuk kondisi iklim dan medan berbukit Lebanon.
“Kami siap untuk itu,” katanya tentang invasi darat. “Kami tidak tahu apakah itu akan terjadi, tetapi kami sedang mempersiapkan.”
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan bahwa Israel sudah lama menunggu kesempatan untuk menyerbu Lebanon dan menghadapi HIzbullah.
Sementara mobilisasi pasukan menunjukkan Israel mungkin merencanakan invasi darat, analis yang berbicara dengan Al Jazeera meragukan kemungkinan tersebut.
Dua resimen “bukan jumlah yang besar untuk invasi ke Lebanon,” kata Ori Goldberg, seorang analis politik Israel, kepada Al Jazeera.
Goldberg menyebut bahwa di Gaza, Israel mengerahkan pasukan yang jauh lebih besar untuk melawan area yang jauh lebih kecil dan lawan yang lebih lemah seperti Hamas.
“Untuk saat ini, penilaian saya adalah ini masih untuk pertunjukan, tetapi situasinya bisa berubah dalam 24 jam,” katanya. “Kami masih di ambang, tetapi saya tidak berpikir keputusan telah diambil untuk meluncurkan invasi.”
Meskipun kampanye pengeboman brutal Israel di Lebanon dalam beberapa hari terakhir, Hizbullah tampaknya masih kuat dan siap menghadapi eskalasi Israel.
“Hizbullah belum menggunakan 10 persen dari kemampuannya,” tulis koresponden urusan militer Yossi Yehoshua di Yediot Ahronot, surat kabar terbesar di Israel. “Euforia yang terlihat di antara para pengambil keputusan dan sebagian publik seharusnya disimpan kembali: situasi masih kompleks dan mudah meledak.”[sya]