(IslamToday ID) – Wakil Perdana Menteri Kamboja Sun Chanthol mengatakan pangkalan angkatan laut (AL) Ream di Kamboja yang didanai China akan terbuka untuk kunjungan semua angkatan laut asing termasuk Angkatan Laut AS, ketika pembangunannya selesai.
China telah membangun pangkalan di provinsi Sihanoukville di Teluk Thailand untuk angkatan laut Kamboja sejak 2021 yang membuat AS dan beberapa negara tetangga Kamboja khawatir.
Mengenai hal tersebut, AS telah menyatakan kekhawatiran serius tentang kendali China atas sebagian fasilitas Kamboja.
“Pangkalan Angkatan Laut Ream bukan untuk pihak Tiongkok. Tiongkok hanya memberikan bantuan untuk memperluas pangkalan tersebut demi pertahanan nasional Kamboja. Pangkalan tersebut tidak boleh digunakan oleh pihak Tiongkok atau militer mana pun untuk melawan negara lain,” kata Chanthol yang berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Program Asia Tenggara di Pusat Studi Strategis dan Internasional, atau CSIS, di Washington pada Selasa, dikutip dari Radio Free Asia (RFA), Sabtu (5/10/2024).
“Jika pangkalan angkatan laut ini sudah rampung, angkatan laut mana pun boleh singgah di pelabuhan itu, asalkan untuk keperluan kemanusiaan dan pemulihan pascabencana, atau latihan militer gabungan,” lanjutnya.
Sementara itu, Sun Chanthol memperingatkan AS agar hanya membawa kapal-kapal kecil ke Ream, dengan mengatakan, “Airnya dangkal. Anda mungkin terjebak di sana.”
Dia pun kembali menegaskan bila konstitusi negara tersebut tidak mengizinkan militer asing berada di Kamboja.
Pernyataan itu diungkapkan mengulang tanggapan Kamboja yang sering diulang-ulang terhadap kekhawatiran tentang akses China ke pangkalan tersebut.
Hingga kini, sementara pembangunan bagian pangkalan, termasuk dermaga dengan draft dalam, sedang dilakukan oleh personel China, tidak ada kapal perang asing yang diizinkan masuk.
Kapal patroli lepas pantai angkatan laut Inggris, HMS Spey, merupakan kapal terakhir yang mengunjungi Kamboja pada tanggal 23-27 September ketika melakukan latihan gabungan dengan angkatan laut Kamboja tetapi kapal tersebut hanya singgah di Sihanoukville.
Pangkalan angkatan laut Ream telah mengalami perluasan pesat dan peningkatan ekstensif selama setahun terakhir, menurut citra satelit.
Pengamatan di lokasi oleh Radio Free Asia pada bulan Agustus mengonfirmasi bahwa selain dermaga baru dengan draft dalam, pangkalan tersebut kini memiliki dok kering, dermaga, dan beberapa bangunan besar termasuk kantor dan barak.
Para saksi mata mengatakan kepada RFA bahwa personel angkatan laut Tiongkok telah bekerja siang dan malam untuk menyelesaikan proyek tersebut agar dapat diserahkan kepada kendali Kamboja.
Sebelumnya, Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, mengonfirmasi kepada media asing pada awal September bahwa tahap pertama perluasan pangkalan Ream telah selesai dan pekerjaan tahap kedua akan segera selesai.
Sumber yang sama, sebelumnya juga melaporkan rencana China untuk menyumbangkan dua korvet Tipe 056 ke Kamboja, jenis kapal China yang saat ini berlabuh di Ream.
Socheata mengonfirmasi sumbangan tersebut, yang menurutnya diminta oleh Kamboja untuk memperkuat kemampuan angkatan laut tetapi menambahkan bahwa kapal-kapal tersebut sedang dimodifikasi sedikit.
Terpisah, Collin Koh, peneliti senior di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura, mengatakan, setelah semua investasi di pangkalan itu, ia berharap China masih akan memiliki akses istimewa.
Koh meyakini bahwa pengaturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan Beijing akses ke fasilitas Ream berdasarkan permintaan, yang berarti fasilitas tersebut harus disediakan atas permintaan Tiongkok. [ran]