(IslamToday ID) – Dukungan terhadap penjajah Israel telah menjadi penggerak utama kebijakan Barat di Timur Tengah, meskipun beberapa pihak mempertanyakan dampaknya terhadap keamanan nasional Amerika Serikat (AS) atau kepentingan Amerika secara lebih luas. Kemunculan proyek Zionis sangat dipengaruhi oleh warisan imperialisme Eropa, namun kini perilaku Israel dianggap mengancam runtuhnya hegemoni Barat yang mulai melemah.
Komentar ini disampaikan oleh Robert Fantina dan Niko House dalam acara Sputnik’s The Critical Hour pada Kamis lalu, merespons serangan Israel yang semakin intensif di perbatasan dengan Lebanon.
Tel Aviv melancarkan kampanye militer yang provokatif terhadap negara tetangganya, sementara media Barat lebih banyak menyoroti serangan balasan Iran pada Selasa yang tidak menelan korban jiwa di Israel. Israel telah melancarkan beberapa serangan udara ke Lebanon serta memulai invasi darat di wilayah selatan negara tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meluncurkan kampanye ini sebagai respons terhadap serangan roket periodik Hizbullah ke utara Israel, yang sebagian besar menargetkan sasaran militer.
Kelompok ini menyatakan akan terus melanjutkan serangan hingga Tel Aviv mengakhiri kampanye militernya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 42.000 jiwa.
Namun, Israel secara berulang kali menyerang sasaran sipil di sekitar ibu kota Lebanon, Beirut, dengan klaim ingin menetralkan para pejuang Hizbullah.
Dilaporkan bahwa 37 orang tewas dalam serangan pada gedung-gedung apartemen dan bangunan hunian lainnya pada Kamis, jumlah yang lazim dalam serangan Tel Aviv belakangan ini. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sejak 8 Oktober tahun lalu, 1.974 orang telah tewas akibat serangan Israel.[sya]