(IslamToday ID) – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pertemuan puncak BRICS yang akan berlangsung pada 22-24 Oktober mendatang di Kazan, Rusia akan mengedepankan kerja sama yang beragam dan multidimensi.
“Sedangkan bagi negara-negara anggota BRICS seperti China, India, Brazil, Afrika Selatan, pertumbuhan potensi ekonomi mereka akan dibarengi dengan pertumbuhan pengaruh mereka di dunia, imbuh Putin.
Pertumbuhan positif diharapkan terjadi di negara-negara seperti China, India, Rusia, dan Arab Saudi, sementara pada saat yang sama, Asia Tenggara dan Afrika akan menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa,” kata Presiden yang dikutip dari Sputnik, Sabtu (19/10/2024).
Putin juga beranggapan bahwa Perluasan BRICS merupakan langkah tepat, karena akan meningkatkan kewibawaan dan pengaruh organisasi tersebut di dunia, kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Praktik menunjukkan bahwa kita berada di jalur yang benar. Praktik menunjukkan bahwa kita telah membuat langkah yang baik dan benar dalam hal ekspansi. Saya benar-benar yakin bahwa ini akan meningkatkan minat terhadap organisasi, pengaruh di dunia, dan otoritas. Kita sudah melihat ini,” kata Putin dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin media terkemuka negara-negara anggota BRICS.
Negara-negara BRICS harus memperlakukan anggota baru asosiasi tersebut dengan hormat, Putin menambahkan.
“Semua anggota asosiasi harus menghormati kepentingan negara-negara peserta baru. Selama tahun ini, kami telah melakukan segala hal yang bergantung pada Rusia untuk secara bertahap, dengan tenang mengintegrasikan semua anggota baru kami ke dalam pekerjaan organisasi,” kata Putin.
Disinggung mengenai hubungan Rusia dengan Tiongkok, Putin menyebut bahwa keduanya membangun atas dasar kesetaraan dengan mempertimbangkan kepentingan masing-masing, kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Hubungan kami dengan Tiongkok dibangun atas dasar yang setara, dengan mempertimbangkan kepentingan masing-masing. Ini bukan sekadar ungkapan klise, tetapi memang begitulah adanya, kami saling mendengarkan,” kata Putin dalam pertemuan dengan perwakilan media negara-negara anggota BRICS.
Rusia tidak mencampuri hubungan AS-Tiongkok, presiden menambahkan.
“Kami memiliki posisi tradisional sejak zaman Uni Soviet, yaitu, saya ulangi sekali lagi, bahwa cara utama untuk menyelesaikan masalah Palestina adalah dengan mendirikan negara Palestina yang utuh,” kata Putin dalam pertemuan dengan para pemimpin media terkemuka negara-negara anggota BRICS.
Rusia memelihara kontak dengan Israel dan Palestina, kata Putin.
Dalam pertemuan itu, Putin mencatat bahwa Amerika Serikat telah menghancurkan Kuartet di Timur Tengah dengan sia-sia, karena lebih mudah untuk mengoordinasikan semua posisi.
“Saya pikir kita harus kembali, bahkan mungkin memperluas Kuartet ini, berbicara tentang bagaimana memulihkan wilayah ini [Palestina dan Israel], bagaimana memulangkan orang-orang yang meninggalkan wilayah ini,” kata Putin.
Rusia sendiri tidak mencoba membentuk kembali tatanan dunia karena hal itu terjadi secara alami, kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Dia [Salaheddin Maghawri, Wakil Pemimpin Redaksi Middle East News Agency MENA] mengatakan apa yang kami klaim dan upayakan untuk menata kembali tatanan dunia. Kami tidak benar-benar berupaya, itu terjadi secara alami. Kami hanya mengatakan bahwa ini adalah proses yang tak terelakkan dan kami harus bereaksi sebagaimana mestinya,” kata Putin dalam sebuah pertemuan dengan perwakilan media negara-negara anggota BRICS, seraya menambahkan bahwa perubahan di dunia dimulai bahkan sebelum konflik Ukraina dan Rusia berupaya berkontribusi terhadap perubahan tersebut.
Laporan tentang kemungkinan pengembangan senjata nuklir di Ukraina merupakan provokasi lain, kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada hari Kamis, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan selama pertemuan puncak para kepala negara Uni Eropa di Brussels bahwa Ukraina perlu diundang ke NATO, jika tidak, Kiev harus menggunakan persenjataan nuklir.
Surat kabar Bild, mengutip seorang pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Ukraina dapat mengembangkan senjata nuklir dalam beberapa minggu untuk digunakan melawan Rusia jika Barat menolak menerimanya sebagai anggota NATO.
“Ini adalah provokasi lain, ” kata Putin dalam pertemuan dengan perwakilan media negara-negara anggota BRICS, seraya menambahkan bahwa setiap langkah Ukraina dalam pembuatan senjata nuklir akan ditanggapi dengan reaksi yang sesuai.
Tidak sulit untuk membuat senjata nuklir di dunia modern, tetapi tidak jelas apakah Ukraina mampu melakukannya, kata presiden.
“Rusia tidak akan mengizinkan munculnya senjata nuklir di Ukraina dalam kondisi apa pun, katanya, seraya menambahkan bahwa Rusia akan melacak jika ada negara Barat yang ingin mentransfer senjata nuklir ke Ukraina,” tegasnya. [ran]