(IslamToday ID) – Saat situasi di Timur Tengah terus memanas, AS dilaporkan tengah menyelidiki kebocoran intelijen yang sangat rahasia yang berisi rencana Israel untuk membalas dendam terhadap Iran, yang juga mengisyaratkan bahwa Israel memiliki senjata nuklir.
Para pengamat mencatat bahwa kebocoran tersebut dapat membawa lebih banyak ketidakpastian pada situasi regional dan berpotensi membayangi hubungan AS-Israel.
Menurut pemberitaan media, dokumen yang bocor tersebut ditandai sebagai rahasia tingkat tinggi dan menggambarkan persiapan yang tampaknya dilakukan Israel untuk menyerang Iran.
“Kebocoran tersebut sangat memprihatinkan,” kata seorang pejabat AS yang dikutip dari Global Times, Senin (21/10/2024).
Kebocoran tersebut terjadi pada momen yang sangat sensitif dalam hubungan AS-Israel dan pasti akan membuat marah Israel,” kata laporan CNN, dikutip dari sumber yang sama.
“Salah satu dokumen juga mengisyaratkan sesuatu yang selalu ditolak Israel untuk dikonfirmasi secara publik bahwa negara tersebut memiliki senjata nuklir. Dokumen tersebut mengatakan AS belum melihat adanya indikasi bahwa Israel berencana untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Iran,” tambah laporan itu.
Di sisi lain, Mick Mulroy, mantan deputi asisten menteri pertahanan untuk Timur Tengah dan pensiunan perwira CIA, mengatakan bahwa tergantung pada bagaimana ini dibocorkan, kepercayaan antara AS dan Israel dapat terkikis.
Sun Degang, direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Fudan, mengatakan kepada Global Times pada hari Minggu bahwa kebocoran itu dapat membayangi hubungan AS-Israel.
Kebocoran intelijen yang dilaporkan terjadi saat konflik terus berlanjut di Timur Tengah.
Menurut Kantor Berita Xinhua, setidaknya 73 warga Palestina tewas pada hari Sabtu oleh pemboman Israel di kota Beit Lahia di Jalur Gaza utara, kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan.
Serangan Israel juga berlanjut di Lebanon. BBC mengatakan Israel melakukan sedikitnya selusin serangan udara di Beirut pada hari Sabtu. Gumpalan asap besar terlihat mengepul di pinggiran selatan kota, tempat pangkalan utama Hizbullah berada.
Pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel secara luas dipandang sebagai kesempatan bagi Israel untuk mendeklarasikan kemenangan dan mengakhiri perang di Jalur Gaza, tetapi para ahli Tiongkok mengindikasikan bahwa hal itu akan menjadi sangat sulit bagi negosiasi antara kedua belah pihak, dan memperingatkan kemungkinan meningkatnya permusuhan di wilayah tersebut. [ran]