(IslamToday ID) – Direktur Departemen CIS Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexey Polishchuk, mengatakan krisis Ukraina bukanlah konflik lokal, tetapi memiliki perspektif geopolitik.
“Anda tidak perlu menjadi ilmuwan roket untuk memahami bahwa krisis Ukraina bukanlah konflik lokal, ia memiliki perspektif geopolitik dan secara fundamental berbeda dari skenario Jerman, Korea, Siprus, dan skenario lain yang sedang Anda bicarakan,” katanya, mengomentari laporan media bahwa, menurut pendapat beberapa pejabat Barat dan Ukraina, konflik tersebut hanya dapat diselesaikan sesuai dengan skenario Jerman yang dikutip dari Sputnik, Senin (21/10/2024).
“Posisi kami terkait penyelesaian ini telah digariskan dengan jelas oleh presiden Rusia. Ini adalah penarikan penuh pasukan Ukraina dari wilayah yang bersatu kembali, pengakuan afiliasi Rusia mereka, penegasan status Ukraina yang netral, non-blok, dan non-nuklir, demiliterisasi dan denazifikasi, memastikan hak, kebebasan, dan kepentingan warga negara berbahasa Rusia, dan pencabutan sanksi anti-Rusia,” tambah Polishchuk.
Fakta mengajukan rencana kemenangan membantah pernyataan pimpinan Kiev tentang keinginan untuk mencapai perdamaian, karena esensinya terletak pada eskalasi konflik secara maksimal, kata Alexey Polishchuk lagi.
“Fakta bahwa rencana kemenangan diajukan mengingkari pernyataan pimpinan Kiev tentang keinginan untuk berdamai, karena esensinya terletak pada eskalasi konflik yang maksimal dan keterlibatan negara-negara NATO di dalamnya. Apa yang Zelensky coba jual dengan kedok rencana kemenangan selama lawatannya baru-baru ini ke Amerika Serikat dan Eropa Barat, dan kemudian disampaikan di Verkhovna Rada dan di KTT Uni Eropa, menyerupai seruan minta tolong lainnya,” ujarnya.
Ia yakin bahwa Zelensky kembali mengemis untuk senjata, uang, masuk ke NATO, izin untuk menyerang jauh ke Rusia, yang diperlukan untuk kelangsungan hidup fisik dan politik rezim Kiev, pemimpinnya, dan anggota timnya.
“Dan untuk ini, Ukraina akan membayarnya dengan kedaulatannya, sumber daya alam dan ekonominya, serta nyawa warga negaranya sendiri,” tutur diplomat itu.
Sebelumnya, Moskow memperingatkan teman-teman dan mitranya agar tidak mendukung formula perdamaian dan pertemuan puncak perdamaian Kiev, yang menurut Alexey Polishchuk adalah inisiatif ultimatum.
“Tidak ada rencana maupun kemenangan dalam rencana kemenangan Zelensky. Sama seperti tidak ada perdamaian maupun rumusan dalam rumus perdamaiannya, dan tidak ada perdamaian maupun pertemuan puncak dalam pertemuan puncak perdamaian di Burgenstock. Kami memperingatkan teman-teman dan mitra kami agar tidak mendukung inisiatif dan format ultimatum ini, yang coba mereka tarik dengan metode penipuan dan tekanan,” ucap Polishchuk.
Rezim Kiev menimbulkan ancaman terhadap keamanan Ukraina dan warganya, kata Polishchuk.
“Kita tidak boleh mencampuradukkan keamanan Ukraina dan kesejahteraan rezim Kiev, yang merupakan ancaman bagi keamanan negara dan warganya,” jelasnya.
Menurut diplomat tersebut, jaminan terbaik bagi keamanan Ukraina adalah kembali ke asal muasal kenegaraannya, status yang netral, tidak memihak, non-nuklir, penghormatan terhadap hak-hak etnis Rusia, warga negara yang berbahasa Rusia, perlindungan terhadap bahasa Rusia, dan hak-hak pendidikan dan bahasa bagi kelompok minoritas nasional.
Dia juga menyebut bahwa pemilihan presiden AS kemungkinan tidak akan berdampak signifikan terhadap krisis Ukraina, karena kedua partai di Washington memiliki pendirian yang sama dalam hal mendukung Ukraina dan memerangi Rusia, kata Aleksey Polishchuk.
“Pemilu AS kemungkinan tidak akan berdampak signifikan pada situasi seputar krisis Ukraina. Sudah diketahui umum bahwa sudah lama ada konsensus bipartisan mengenai dukungan bagi Ukraina dan perlawanan terhadap Rusia,” kata diplomat itu.
Sementara itu, pernyataan terbaru Kiev pasti ditujukan untuk memengaruhi kampanye kepresidenan AS dengan cara yang menguntungkan Ukraina, tambah Polishchuk.
Pada tanggal 16 Oktober, Volodymyr Zelensky menyampaikan apa yang disebut rencana kemenangan di parlemen Ukraina.
Dokumen tersebut memuat lima poin dan tiga tambahan rahasia. Secara khusus, poin pertama menyiratkan undangan bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO dengan keanggotaan berikutnya, poin kedua berisi pencabutan pembatasan serangan senjata jarak jauh di wilayah Rusia.
Ketiga, pengerahan paket pencegahan non-nuklir komprehensif Rusia di Ukraina.
Zelensky menekankan bahwa implementasi rencana tersebut bergantung pada mitra.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa rencana perdamaian yang sesungguhnya bagi Kiev adalah realisasi dari kesia-siaan kebijakan yang mereka jalankan.
Ia yakin bahwa rencana perdamaian baru Zelensky mungkin benar-benar mengulang rencana AS, yaitu memerangi Rusia hingga Ukraina terakhir. Menurut Peskov, untuk mencapai perdamaian, Kiev harus sadar dan menyadari alasan yang menyebabkannya terlibat konflik. [ran]