(IslamToday ID) –Di tengah genosida yang sedang berlangsung di Gaza dan serangan militer terhadap Lebanon, Israel kini mempersiapkan aksi pemukim Yahudi fanatik di Tepi Barat. Tujuannya adalah untuk membersihkan wilayah tersebut dari warga Palestina dan membuka jalan bagi aneksasi lebih lanjut. Situasi ini diperburuk oleh miliarder Miriam Adelson, yang memberikan dukungan finansial besar untuk kemenangan Donald Trump dengan syarat agar Amerika Serikat mendukung aneksasi Tepi Barat. Adelson dan almarhum suaminya, Sheldon Adelson, telah lama menjadi pendukung utama kampanye Partai Republik dan kebijakan Israel.
Ubai al-Aboudi, direktur eksekutif Bisan Center, menyebut bahwa serangan para pemukim ini adalah upaya untuk menghapuskan warga Palestina dari Area C di Tepi Barat yang mencakup sekitar 60 persen wilayah tersebut. Serangan ini semakin memanas dengan aksi para pemukim bersenjata pada 4 November di kota Palestina, Al-Bireh. Pada bulan Oktober saja, terjadi setidaknya 1.490 serangan pemukim terhadap warga Palestina dan properti mereka, sering kali dengan perlindungan dari tentara pendudukan Israel. Serangan ini sebelumnya sering tidak terkoordinasi, namun kini para pemukim bertindak lebih terorganisir seperti milisi terlatih.
Dalam sebuah wawancara dengan Channel 7 Israel, pemimpin Dewan Pemukim Tepi Barat, Israel Gantz, meminta agar desa-desa Palestina diperlakukan seperti di Gaza dan Lebanon Selatan, yang berarti pengusiran warga, pembasmian teroris, dan penyitaan senjata. Namun, usulan ini ditolak oleh mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Pada 5 November, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggantikan Gallant dengan Israel Katz, yang sebelumnya telah menyerukan pengusiran warga Palestina dari Tepi Barat.
Serangan besar-besaran di Al-Bireh dianggap sebagai sinyal bahaya. Aboudi menyebut aksi ini sebagai “serangan bergaya pogrom” dengan pemukim membakar kendaraan dan bangunan. Seorang warga Palestina di Tepi Barat menceritakan bahwa para pemukim mendatangi rumahnya dengan membawa bom molotov, namun untungnya tidak terjadi serangan lanjutan. Aboudi menambahkan, para pemukim kini lebih berani bertindak karena merasa dilindungi oleh negara, dan angka kekerasan pemukim terus meningkat setiap tahunnya sejak 2021.
Kelompok pemukim ekstremis ini semakin kuat dengan dukungan negara, bahkan dilengkapi senjata dari militer Israel. Dalam beberapa tahun terakhir, 16 komunitas Palestina di wilayah Al-Khalil berhasil “dibersihkan” oleh skuad pertahanan pemukim yang didukung negara. Tahun 2023, ditemukan pula bahwa militer Israel membentuk unit khusus yang beranggotakan pemukim ekstremis dari kelompok “Hilltop Youth.”
Dukungan Adelson kepada Trump juga terkait dengan kebijakan aneksasi ini. Yossi Dagan, pemimpin Dewan Regional Samaria, membeli 500 senjata untuk persiapan “tim keamanan darurat” bagi perang di Tepi Barat. Di saat yang sama, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang juga seorang pemukim Tepi Barat, secara terbuka menyerukan aneksasi dengan tujuan menggandakan populasi pemukim.
Dengan kemenangan Trump dalam pemilu AS baru-baru ini, Netanyahu tampaknya semakin yakin bahwa aneksasi Tepi Barat kini menjadi opsi yang sangat mungkin. Dukungan besar Miriam Adelson dengan nilai mencapai $100 juta kepada Trump memiliki satu tujuan: mewujudkan aneksasi Tepi Barat.[sya]