(IslamToday ID) – Serangan rudal ATACMS pada tanggal 19 November terhadap wilayah Bryansk Rusia berarti bahwa AS mengizinkan Ukraina menggunakan rudal ini untuk menyerang wilayah Rusia, yang pada gilirannya berarti Amerika Serikat secara de facto menyatakan perang terhadap Rusia, kata pakar militer Rusia dan sejarawan pertahanan udara Yuri Knutov.
“Ini pada dasarnya adalah tindakan mendeklarasikan perang terhadap negara kami,” kata Knutov dikutip dari Sputnik, Rabu (20/11/2024).
Menurut Knutov, inilah sebabnya pemerintahan Biden dan Pentagon menahan diri untuk tidak secara resmi mengonfirmasi pemberian izin kepada Kiev untuk menggunakan rudal tersebut terhadap Rusia, untuk menghindari pembuatan deklarasi perang secara resmi.
Ia berpendapat bahwa ini adalah bagian dari skema tiga negara yakni AS, Prancis, dan Inggris untuk secara de facto melancarkan perang terhadap Rusia, sambil menunjukkan bahwa Paris dan London juga bergerak ke arah mengizinkan Ukraina menggunakan rudal Scalp Prancis dan Storm Shadow Inggris terhadap wilayah Rusia.
Mengenai serangan ATACMS baru-baru ini di tanah Rusia, Knutov memperingatkan bahwa rudal-rudal ini menghadirkan target yang sulit bagi pertahanan udara Rusia, sebagian besar karena fakta bahwa banyak dari rudal-rudal tersebut yang diberikan kepada Ukraina oleh AS memiliki hulu ledak cluster.
Jadi, meskipun rudal tersebut berhasil dicegat, selalu ada risiko hulu ledaknya meledak dalam proses tersebut dan mengenai sasaran yang dituju dan/atau menimbulkan kerusakan pada apa pun yang berada dalam jangkauan submunisi cluster.
“Sistem pertahanan udara S-400, yang mampu mencegat target yang lebih cepat dan mudah bermanuver, cukup berhasil melawan mereka (ATACMS),” kata Knutov.
“Dan sistem pertahanan udara Pantsir kami, yang merupakan senjata universal yang mampu mencegat pesawat nirawak dan rudal taktis seperti ATACMS, juga cukup berhasil.”
Keberhasilan Rusia dalam mencegat rudal ATACMS buatan AS, termasuk upaya terbaru Ukraina dan sekutu NATO-nya untuk menyerang wilayah Bryansk dengan senjata ini, dapat meningkatkan permintaan sistem pertahanan udara Rusia di dunia, imbuh Knutov.
Ia menunjukkan bahwa banyak negara di dunia tidak memiliki senjata seperti S-300V4, S-350 Vityaz, S-400, Buk-M3 atau Pantsir, yakni sistem yang secara khusus mampu menangkal rudal ATACMS secara sukses.
“Kami telah membuktikan bahwa Rusia memiliki pertahanan udara terbaik di dunia, itulah sebabnya, menurut saya, minat terhadap pertahanan udara kami tumbuh pesat,” jelasnya.
Meskipun permintaan sistem pertahanan udara Rusia di dunia sedikit terhambat oleh sanksi Barat, Knutov juga memperkirakan bahwa, jika konflik Ukraina mereda, permintaan sistem pertahanan udara kami akan meningkat berkali-kali lipat.
Ia juga menyebutkan bahwa produsen pertahanan Rusia terus meningkatkan sistem pertahanan udara agar lebih efisien dalam melawan ancaman seperti rudal ATACMS.
Saat data telemetri dari penerbangan rudal dikumpulkan oleh spesialis pertahanan udara, data tersebut kemudian digunakan untuk meningkatkan perangkat lunak sistem pertahanan udara, sehingga meningkatkan kemampuan senjata ini untuk mencegat ancaman yang masuk. [ran]