(IslamToday ID) – Malaysia dan Vietnam sepakat untuk meningkatkan hubungan dan bekerja sama erat demi menjaga perdamaian di Laut Cina Selatan, menyusul protes langka yang dilakukan Kuala Lumpur atas program pembangunan pulau Hanoi di jalur perairan yang disengketakan itu.
Kedua negara Asia Tenggara tersebut termasuk di antara enam pihak yang memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih di laut tersebut, bersama China, Brunei, Filipina, dan Taiwan.
“Malaysia dan Vietnam berjanji untuk terus bekerja sama secara erat untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, keselamatan, dan kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Cina Selatan serta untuk mendorong penyelesaian sengketa secara damai,” kata To Lam, sekretaris jenderal Partai Komunis Vietnam, dalam jumpa pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di ibu kota administratif Malaysia, Putrajaya, pada hari Kamis yang dikutip dari Radio Free Asia (RFA), Jumat (22/11/2024).
Menurut Lam, hubungan antara kedua negara akan ditingkatkan menjadi kemitraan strategis komprehensif yang akan membantu kedua pihak meningkatkan kerja sama mereka di berbagai bidang, seperti pertahanan dan keamanan.
Kemitraan strategis komprehensif merupakan tingkatan tertinggi dalam hierarki diplomatik Vietnam dalam hubungan resmi dengan negara lain. Negara lain yang memiliki kemitraan serupa dengan Vietnam termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan Jepang.
“Kami akan terus bekerja sama secara erat untuk memperluas dan memperdalam persahabatan serta kepercayaan politik antara kedua negara berdasarkan rasa saling menghormati hukum nasional masing-masing dan rasa hormat terhadap sistem politik, kedaulatan, dan integritas teritorialnya sesuai dengan hukum dan peraturan berdasarkan prinsip non-intervensi,” kata Lam.
Selama bertahun-tahun, telah terjadi ketegangan antara kedua negara terkait penangkapan ikan. Misalnya, nelayan Malaysia menuduh rekan-rekan mereka dari Vietnam telah melanggar batas tangkapan cumi-cumi melalui penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU) di perairan Malaysia.
Baik Malaysia maupun Vietnam merupakan negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Malaysia merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Vietnam dan investor asing terbesar ketiga di ASEAN, menurut Hanoi.
“Vietnam akan mendukung Malaysia dalam kepemimpinannya di ASEAN tahun depan dan akan terus bekerja sama erat dengan Malaysia dan negara anggota ASEAN lainnya untuk mewujudkan Cetak Biru ASEAN 2025,” kata Lam.
Kedua pemimpin juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang seperti promosi perdagangan dan energi terbarukan.
Pada kesempatan yang sama, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan dalam pidatonya bila Kuala Lumpur dan Hanoi juga sepakat untuk menjajaki kemungkinan melakukan upaya bersama di bidang industri perikanan sehingga kita benar-benar dapat bekerja atas dasar kepercayaan dan persahabatan.
“Vietnam sangat mendukung usaha bisnis kami di negara mereka, yang kini melampaui US$13 miliar dengan 700 proyek,” kata Anwar.
Ini adalah kunjungan resmi pertama Lam ke Malaysia sejak menjadi sekretaris jenderal Vietnam pada bulan Agustus.
Perjalanan tiga hari Lam juga merupakan pertama kalinya seorang pemimpin Partai Komunis Vietnam mengunjungi Kuala Lumpur sejak 1994, setahun sebelum Hanoi secara resmi bergabung dengan ASEAN.
Malaysia merupakan negara ASEAN pertama dan satu-satunya yang menjalin kemitraan strategis komprehensif dengan Vietnam.
Delapan mitra strategis komprehensif Vietnam lainnya adalah Tiongkok, Rusia, India, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Prancis.
Singapura dan Vietnam juga diharapkan dapat meningkatkan kemitraan mereka ke tingkat tertinggi awal tahun depan, saat Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong melakukan kunjungan ke Hanoi.
Bulan lalu, Malaysia mengajukan protes atas program pembangunan pulau oleh Vietnam di perairan yang disengketakan, kantor berita Reuters melaporkan.
Laporan itu mengatakan Malaysia telah mengeluhkan tentang pembangunan landasan udara oleh Vietnam di terumbu karang Barque Canada, sebuah fitur di gugus Kepulauan Spratly yang juga diklaim oleh Kuala Lumpur. [ran]