(IslamToday ID) – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengunjungi Ankara pada Senin (3/12) dengan membawa tuduhan tajam bahwa Turki telah membantu serangan pemberontak Suriah untuk merebut Aleppo. Tuduhan ini muncul usai pertemuannya dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad sehari sebelumnya, di mana Araghchi menegaskan dukungan penuh Iran kepada Damaskus di tengah kemajuan mengejutkan pemberontak.
Sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan bahwa Araghchi tidak membawa pesan apapun dari Assad untuk solusi diplomatik, tetapi justru menyampaikan keluhan Iran terhadap Turki. Ia menuduh Turki “mengkhianati” dengan mendukung pemberontak Suriah dan menegaskan kembali komitmen Iran untuk mendukung Assad dalam kondisi apapun.
Menambah ketegangan, pada Selasa, Araghchi mengancam bahwa Iran mungkin akan mengirim pasukan ke Suriah jika Damaskus memintanya, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Iran, IRNA.
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, membantah tuduhan dukungan kepada pemberontak dan menanggapi keras Araghchi. Fidan menuduh Assad dan Iran, yang tidak memiliki perbatasan langsung dengan Suriah, gagal berpartisipasi secara tulus dalam negosiasi perdamaian selama bertahun-tahun. Ia juga mengkritik upaya Iran untuk mencari kambing hitam sementara Assad terus menindas rakyatnya.
Dalam konferensi pers, Fidan menegaskan bahwa menyalahkan pihak asing atas serangan di Aleppo adalah langkah keliru. Ia juga menyoroti kegagalan rezim Assad untuk merespons tuntutan oposisi secara serius, yang memicu kembali konflik. Meski demikian, Fidan menyatakan kesiapan Turki untuk memfasilitasi dialog antara Damaskus dan oposisi Suriah.
Di sisi lain, Araghchi menyerukan pertemuan mendesak antara menteri luar negeri Turki, Iran, dan Rusia, tetapi tidak membawa usulan baru dalam diskusi tersebut. Pertemuan puncak ini diharapkan berlangsung pada Jumat atau Sabtu di sela-sela Konferensi Doha di Qatar, di mana Fidan dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dijadwalkan hadir.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menegaskan komitmennya untuk menemukan resolusi damai melalui dialog politik. Dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Erdogan menekankan pentingnya rezim Assad untuk terlibat dalam proses politik yang tulus guna mencegah krisis lebih lanjut.[sya]