(IslamToday ID) – Israel melancarkan serangan udara pertama di Lembah Bekaa timur Lebanon pada dini hari 25 Desember, sejak gencatan senjata dimulai bulan lalu. Hal ini dilaporkan oleh media Lebanon dan Israel.
Menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), “Pesawat tempur, dalam pelanggaran pertama terhadap perjanjian gencatan senjata di wilayah tersebut, melancarkan serangan pagi ini di sebuah rumah di dataran kota Tarya, dekat Sungai Litani, sebelah barat Baalbek, tanpa menimbulkan korban jiwa.”
Media Israel, Channel 14, melaporkan bahwa serangan itu menghancurkan gudang senjata milik Hizbullah yang disebut sebagai “senjata tak biasa.” Akibat serangan itu, kebakaran terjadi di area tersebut. Beberapa jam kemudian, pasukan Israel menembaki konvoi UNIFIL dan Palang Merah Lebanon serta meledakkan rumah-rumah di Mays al-Jabal, wilayah selatan Lebanon.
Drone Israel juga terbang intensif pada ketinggian rendah di atas ibu kota Lebanon, Beirut, dan wilayah pinggiran selatannya pada Rabu.
Sejak gencatan senjata berdasarkan Resolusi PBB 1701 berlaku, Israel telah melanggar lebih dari 100 kali melalui serangan udara mematikan, penangkapan warga Lebanon, kemajuan pasukan, dan kampanye peledakan massal di desa-desa selatan. Tel Aviv mengklaim menyerang infrastruktur Hizbullah di wilayah selatan, yang sebenarnya menjadi tanggung jawab militer Lebanon sesuai perjanjian.
Sumber keamanan Lebanon mengatakan kepada The Cradle pada 23 Desember bahwa militer Israel tidak puas dengan upaya tentara Lebanon dalam mengimplementasikan gencatan senjata. Mereka berencana tetap berada di wilayah selatan untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah.
“Prancis menyampaikan kepada tentara Lebanon bahwa militer Israel tidak puas dengan situasi di selatan Lebanon dan tidak akan meninggalkan wilayah tersebut sebelum menghancurkan seluruh infrastruktur Hizbullah di selatan Sungai Litani, bahkan setelah periode implementasi 60 hari berakhir,” ungkap sumber tersebut.
Informasi ini muncul setelah serangan Israel menewaskan dua orang di kota Taybeh, Distrik Marjayoun, Lebanon selatan, pada Senin.
Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, pasukan Israel diwajibkan mundur dari Lebanon dalam waktu 60 hari sejak pengumuman gencatan senjata. Hingga kini, baru empat minggu berlalu, menyisakan satu bulan sebelum tenggat waktu penarikan pasukan Israel berakhir.
Tentara Nasional Lebanon (LAF) telah dikerahkan di wilayah selatan dengan tujuan membongkar infrastruktur Hizbullah di selatan Sungai Litani sesuai periode 60 hari yang disepakati.[sya]