(IslamToday ID) – Amerika Serikat sedang membangun infrastruktur lapangan terbang di Greenland untuk pesawat yang mampu membawa hulu ledak nuklir, ungkap Duta Besar Rusia untuk Denmark Vladimir Barbin.
“Pangkalan Luar Angkasa Pituffik AS yang berbasis di pulau [mantan Pangkalan Udara Thule] saat ini menjadi bagian dari sistem peringatan AS tentang serangan nuklir dari arah Arktik,” kata Barbin yang dikutip dari Sputnik, Jumat (10/1/2025).
“Pangkalan ini tengah menjalani modernisasi menyeluruh, termasuk sistem radar senilai miliaran dolar. Pangkalan ini juga tengah membangun infrastruktur lapangan terbang untuk jet tempur F-35, yang mampu membawa senjata nuklir. Jet-jet semacam itu telah menggunakan lapangan terbang pangkalan tersebut untuk latihan,” sambungnya.
Duta besar itu menambahkan, militer AS telah hadir secara permanen di Greenland sejak Perang Dunia II.
“Rusia mendukung peningkatan stabilitas di Arktik. Hal itu hanya mungkin dilakukan atas dasar menciptakan sistem keamanan internasional yang setara bagi semua negara Arktik,” ujar Barbin.
Menurutnya, masa Depan Greenland Harus Ditentukan Tanpa Intervensi Pihak Luar
“Greenland tertarik untuk mengembangkan kerja sama internasional yang saling menguntungkan, termasuk dengan Amerika Serikat. Pertanyaan tentang nasib Greenland harus diputuskan berdasarkan pernyataan keinginan warga Greenland sendiri dalam kerangka undang-undang Denmark saat ini dan tanpa campur tangan dari luar.”
Baru-baru ini, Presiden terpilih AS Donald Trump, yang akan memangku jabatan pada 20 Januari, pada Desember 2024 menyebutnya sebagai keharusan mutlak bagi Amerika Serikat untuk memiliki Greenland, wilayah otonomi di dalam Kerajaan Denmark, dan mengomentari keputusannya untuk menunjuk duta besar AS yang baru untuk Denmark.
Perdana Menteri Greenland Mute Egede telah menanggapi dengan mengatakan bahwa pulau itu tidak untuk dijual.
Trump mengatakan kepada wartawan pada awal Januari bahwa ia tidak dapat menjamin tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk mengambil alih Greenland. Kemudian, Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan saat ini tidak ada rencana militer untuk mengambil alih Greenland dengan paksa.
Trump pertama kali mengumumkan klaimnya atas Greenland pada tahun 2019, saat ia menjalani masa jabatan presiden pertamanya.
Sebagai informasi, Greenland merupakan koloni Denmark hingga tahun 1953. Greenland tetap menjadi bagian dari kerajaan, tetapi menerima otonomi dengan kemungkinan pemerintahan sendiri dan pilihan independen dalam kebijakan dalam negeri pada tahun 2009. [ran]