(IslamToday ID) – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi pangkalan produksi material nuklir dan Institut Senjata Nuklir. Dalam kesempatan itu, Kim memperingatkan bahwa konfrontasi dengan negara-negara yang paling kejam dan bermusuhan tidak dapat dihindari sehingga Korea Utara harus meningkatkan kekuatan nuklir.
Peringatan Kim Jong Un muncul beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump memberi isyarat bahwa ia mungkin bersedia melanjutkan keterlibatan yang ia mulai dengan Korea Utara selama masa jabatan pertamanya, menurut laporan media Korea utara, KCNA yang dikutip dari Radio Free Asia (RFA), Kamis (30/1/2025).
Korea Utara telah melaporkan kembalinya Trump ke tampuk kekuasaan meski demikain, negara itu belum memberikan tanggapan maupun spekulasi mengenai kontak antara kedua rival itu mungkin akan dilanjutkan.
Sebaliknya, Kim menekankan bahaya yang dihadapi Korea Utara.
“Situasi keamanan DPRK, situasi paling tidak stabil di dunia, di mana konfrontasi jangka panjang dengan negara-negara yang paling bermusuhan tidak dapat dihindari, membuat negara tersebut harus terus memperkuat perisai nuklirnya,” demikian dilaporkan KCNA, Kim merujuk ke negara tersebut dengan inisial nama resminya, Republik Rakyat Demokratik Korea.
Kantor berita tersebut tidak mengidentifikasi negara-negara yang bermusuhan secara gamblang, tetapi Korea Utara menganggap Amerika Serikat dan sekutunya, Korea Selatan, sebagai musuh utamanya.
KCNA juga tidak mengidentifikasi pangkalan produksi bahan nuklir yang dikunjungi Kim atau mengatakan kapan dia ada di sana.
Pada bulan September, media pemerintah melaporkan bahwa Kim melakukan kunjungan serupa saat Korea Utara mengungkap untuk pertama kalinya rincian fasilitas pengayaan uraniumnya, di mana ia menyerukan peningkatan jumlah sentrifus untuk pengayaan sehingga dapat meningkatkan persenjataan nuklirnya.
KCNA belum mengungkapkan lokasi fasilitas tersebut tetapi Korea Selatan dan Amerika Serikat yakin Korea Utara mengoperasikan fasilitas pengayaan uranium di kompleks nuklir Kangson dekat ibu kota Pyongyang dan di lokasi nuklir Yongbyon.
Kim juga dilaporkan mengunjungi Institut Senjata Nuklir pada bulan September.
Korea Utara telah menguji perangkat nuklir enam kali sejak 2006 dan telah mengembangkan rudal yang diyakini mampu mencapai daratan AS.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump memulai upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya tetapi akhirnya tidak berhasil untuk terlibat dengan Korea Utara dalam upaya membuatnya menghentikan senjata nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.
Trump baru-baru ini mengisyaratkan bahwa ia terbuka terhadap upaya baru tetapi Korea Utara telah menegaskan kembali bahwa mereka tidak berniat melepaskan program nuklirnya, dan menyalahkan Amerika Serikat karena menciptakan ketegangan.
Sementara Amerika Serikat dan sekutunya menyerukan denuklirisasi semenanjung Korea, Korea Utara mengatakan mereka membutuhkan senjata nuklir untuk mempertahankan diri. [ran]