(IslamToday ID) – Sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam, mengumumkan pada hari Kamis (30/1/2025) mengenai kematian kepala stafnya Mohammed Deif.
Dalam pernyataan yang dibagikan di Telegram oleh Brigade Qassam, Deif digambarkan sebagai pemimpin besar yang merupakan contoh nyata keberanian.
“Kami mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin Abu Khaled,” kata Brigade tersebut, menggunakan nama panggilannya di antara warga Palestina, seperti dikutip dari Middle East Eye (MEE), Jumat (31/1/2025).
Mohammed Deif, merupakan salah satu komandan Hamas yang berhasil lolos dari penangkapan Israel selama beberapa dekade. Dia dikatakan bergerak seperti hantu, sehingga mendapat julukan ‘Sang Tamu’ atau ‘Deif’ dalam bahasa Arab.
Pada bulan Juli 2024 Israel menyatakan telah membunuh Deif yang berusia 59 tahun dalam serangan udara di al-Mawasi di Gaza selatan namun belum ada konfirmasi dari Hamas.
Mengingat ketidakpastian tersebut, Pengadilan Kriminal Internasional tetap mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada bulan November, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, bersamaan dengan surat perintah untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Israel membunuh dua pemimpin Hamas lainnya, Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar, sebelum surat perintah penangkapan mereka dapat direalisasikan.
Laporan MEE juga menyebut bila Deif, yang bernama asli Mohammed Diab Ibrahim al-Masri, diyakini banyak pihak sebagai salah satu perencana serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 1.139 orang, dan 250 lainnya ditawan kembali ke Gaza.
Hanya beberapa jam setelah serangan fajar ke Israel hari itu, Deif menyampaikan pesan audio langka yang mengumumkan dimulainya operasi yang disebut “Banjir al-Aqsa” dan menyerukan warga Palestina di Israel untuk “mengusir penjajah dan merobohkan tembok”.
Meskipun sedikit yang diketahui tentang hidupnya, Deif memiliki seorang istri dan dua anak kecil hingga tahun 2014, ketika mereka semua tewas dalam serangan udara Israel.
Dia telah dicari oleh Israel sejak awal tahun 1990-an setelah dia melakukan serangan terhadap tentara dan warga sipil Israel.
Pada tahun 2002, ia memangku jabatan kepala staf Brigade Qassam dan diyakini sebagai pendiri Unit Bayangan yang menjaga dan menyembunyikan tawanan Israel. Anggota unit itu, berpakaian hitam, terlihat mengawal tawanan Israel yang dibebaskan untuk diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional bulan ini.
Pada tahun 2015, AS memasukkan Deif ke dalam daftar teroris global yang ditunjuk khusus.
Pada bulan Desember 2023, tentara Israel menjatuhkan brosur melalui udara di Gaza yang menawarkan $100.000 bagi siapa pun yang memiliki informasi tentang keberadaan Deif, dan menambahkan bahwa kerahasiaan terjamin bagi warga Palestina yang memberi tahu.
Meskipun berhasil lolos dari penangkapan, Deif menderita luka-luka yang mengubah hidupnya akibat upaya berulang kali untuk membunuhnya, yang memengaruhi mobilitas dan penglihatannya, demikian menurut laporan Israel. Namun Hamas tidak pernah mengonfirmasi rincian tersebut. [ran]