(IslamToday ID) – Khliang Huot, wakil gubernur Phnom Penh, Kamboja, membantah keterlibatannya dalam penembakan yang menewaskan seorang mantan anggota parlemen oposisi di Bangkok awal Januari 2025.
Dia mengatakan bahwa pernyataan terbaru oleh pemimpin oposisi yang diasingkan, Sam Rainsy, yang menghubungkanya dengan dua tersangka dalam serangan 7 Januari terhadap Lim Kimya adalah salah.
Ia juga membantah mengenal para tersangka, Ly Ratanakrasmey dan Pech Kimsrin, yang keduanya dicari oleh polisi Thailand terkait dengan penembakan di dekat jalan ramai di kawasan kota tua Bangkok.
“Saya tidak punya tanggapan apa pun terhadap pengkhianat tiga generasi [Sam Rainsy]. Dia mengecam orang yang saya hormati — keluarga Hun Sen,” katanya, merujuk pada Ketua Senat Hun Sen dan putra sulungnya, Perdana Menteri Hun Manet, mengutip Radio Free Asia (RFA), Jumat (31/1/2025).
Sebagai informasi, Lim Kimya, 74, mantan anggota parlemen dari partai oposisi terlarang, Partai Penyelamatan Nasional Kamboja, ditembak mati sesaat setelah tiba di Bangkok. Ia sering mengkritik pemerintah Kamboja dalam beberapa tahun terakhir.
Polisi Thailand telah mendakwa tersangka penembak Aekaluck Paenoi, mantan Marinir Thailand yang ditangkap pada 8 Januari di provinsi Battambang, Kamboja dan diekstradisi ke Thailand pada 11 Januari.
Pihak berwenang Thailand kemudian mengatakan mereka sedang mencari Ly Ratanakrasmey, mantan penasihat Hun Sen yang mereka yakini mendalangi pembunuhan tersebut.
Mereka juga telah mengidentifikasi dan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Pich Kimsrin, yang menurut mereka mengikuti Lim Kimya di bus dari Kamboja ke ibu kota Thailand dan bertindak sebagai apa yang disebut pengintai bagi Aekaluck dalam pembunuhan tersebut.
Sementara Khliang Huot juga merupakan anggota Komite Sentral Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa dan penasihat serta asisten pribadi Hun Sen — selain perannya sebagai wakil gubernur Phnom Penh.
Ia memiliki hubungan dekat dengan Pich Kimsrin, tulis Sam Rainsy di Facebook pada hari Rabu.
Sam Rainsy merujuk pada rekaman audio yang diunggah pada laman Facebook berbahasa Khmer pada bulan September, yang mana Hun Sen konon berbicara kepada Khliang Huot mengenai tindakan keras terhadap aktivis oposisi yang telah melarikan diri ke Thailand.
Dalam satu klip audio, Hun Sen terdengar memerintahkan Khliang Huot untuk bekerja sama dengan rekannya untuk mengembalikan aktivis oposisi Phorn Phanna ke Kamboja, hidup atau mati.
“Kelompok kerja di Thailand harus bekerja sama dengan polisi Thailand untuk melenyapkan sekelompok orang yang tinggal di Thailand — salah satunya adalah Phorn Phanna,” katanya dalam klip audio yang diunggah di Facebook.
“Ia harus dibawa ke Kamboja. Kita tidak bisa membiarkannya bebas. Ia sedang melancarkan sesuatu untuk memicu gerakan,” kata Hun Sen.
“Pasukan kita harus membawanya ke sini dengan cara apa pun — hidup atau mati.” [ran]