(IslamToday ID) – “China mendukung pembangunan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang bersatu, makmur, dan kuat, serta dengan tegas mendukung peranan pusat yang dimainkan ASEAN dalam kerja sama regional,” demikian dikatakan Liu Jinsong, Direktur Jenderal Departemen Urusan Asia di Kementerian Luar Negeri China, saat menghadiri sebuah seminar hubungan China-ASEAN di Beijing pada 21 Februari 2025.
Liu menuturkan bahwa China maupun ASEAN merupakan kekuatan penting dalam Global South. Kedua belah pihak harus memperkuat solidaritas dan kerja sama sekaligus membentuk lingkungan strategis yang kondusif bagi pembangunan bersama. Selain itu, keduanya juga perlu mendukung perdamaian dan kemakmuran regional, serta membangun komunitas China-ASEAN dengan masa depan bersama yang lebih erat.
Sekitar 20 akademisi di bidang hubungan internasional dari Indonesia, Vietnam, Filipina, Myanmar, Malaysia, dan negara-negara lain, bersama rekannya di China, serta sejumlah tokoh politik menghadiri Seminar Wadah Pemikir Tingkat Tinggi tentang Hubungan ASEAN-China di Beijing, dengan mengusung tema “Menavigasi Masa Depan Hubungan ASEAN-China: Tantangan dan Peluang”. Seminar ini diselenggarakan bersama oleh Pusat ASEAN-China dan Kedutaan Besar Malaysia di China.
Dalam pidatonya, Sekretaris Jenderal Pusat ASEAN-China Shi Zhongjun mengatakan bahwa China dan ASEAN adalah pendorong pertumbuhan ekonomi yang vital di kawasan bahkan seluruh dunia dan hubungan kedua belah pihak memiliki signifikansi yang mendalam.
“Pihak Pusat ASEAN-China akan berupaya memainkan perannya sendiri untuk menjembatani dialog dan kerja sama antara wadah pemikir China dan ASEAN, mengamati dengan cermat sejumlah tantangan dan peluang yang dihadapi kedua belah pihak serta memberi kearifan dan kekuatan untuk perkembangan hubungan China-ASEAN,” tutur Shi.
Sementara itu, Duta Besar Malaysia untuk China juga menyoroti pentingnya koordinasi erat antara ASEAN dan China dalam menghadapi berbagai tantangan bersama serta memastikan kelancaran kerja sama kedua belah pihak di berbagai bidang.
Dalam seminar itu, para akademisi bertukar pendapat tentang berbagai topik, termasuk kerja sama transisi digital, perekonomian ramah lingkungan, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan pertukaran masyarakat. Mereka juga memberi saran-saran penting terkait isu-isu tersebut.[sya]