(IslamToday ID) – Jepang masih berusaha memadamkan kebakaran hutan terburuk dalam empat dekade terakhir. Insiden ini memaksa ribuan orang mengungsi di tengah cuaca paling kering yang pernah tercatat.
Menurut Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, setidaknya satu orang tewas sejak kebakaran terjadi pada 26 Februari di dekat Kota Ofunato, di pantai timur laut Jepang.
Sekitar 2.100 hektare (5.189 hektar) lahan hangus hingga Senin (3/3/2025) sore, dan lebih dari 4.500 orang telah diperintahkan untuk mengungsi.
Badan Pemadam Kebakaran menyebut bencana ini sebagai kebakaran terbesar di Jepang sejak 1985. Cuaca kering dan angin kencang di wilayah tersebut membuat kobaran api semakin menyebar ke kota-kota, hingga menghancurkan lebih dari 80 bangunan sejauh ini.
Kebakaran hutan besar dan merusak sudah menjadi hal biasa di wilayah seperti Amerika Serikat (AS) bagian Barat lantaran krisis iklim menyebabkan planet ini makin panas. Masalahnya, sekarang menyebar ke daerah-daerah yang secara historis tidak pernah mengalami bencana seperti itu.
“Secara global, kebakaran ini terjadi di mana-mana. Daerah-daerah yang sebelumnya tidak pernah mengalami kebakaran hutan, kini terbakar,” kata Samuel Manzello, profesor tamu di Institut Ilmu Fluida Universitas Tohoku. “Jepang tidak pernah memiliki masalah kebakaran hutan, dan sekarang terbakar.”
Kota Ofunato, sekitar 500 kilometer (310 mil) dari utara Tokyo, dilanda curah hujan 2,5 milimeter (0,1 inci) pada Februari. Angka ini paling rendah dalam catatan selama 58 tahun terakhir, menurut ahli meteorologi setempat, dan jauh di bawah rata-rata 30 tahun pada bulan tersebut, yaitu 41 milimeter.
Cuaca kering semakin menyulut kobaran api, terutama di wilayah yang belum fokus pada standar bangunan yang dirancang untuk menghalangi penyebaran api, kata Manzello, ahli kebakaran dan hubungan antara alam liar dan perkotaan.
“Hal ini akan terus terjadi dan lebih banyak orang akan meninggal,” katanya. “Mereka tidak siap menghadapinya.”[sya]