(IslamToday ID) – Kemenangan film dokumenter “No Other Land” di ajang Academy Awards ke-97 di Los Angeles, Amerika Serikat, pada hari Minggu lalu, memicu kemarahan di kalangan pejabat pemerintah, aktor, dan industri media Israel. Film yang mengangkat isu konflik Israel-Palestina ini meraih penghargaan sebagai film dokumenter terbaik.
“No Other Land,” disutradarai oleh jurnalis Palestina Basel Adra dan jurnalis Israel Yuval Abraham, mengisahkan upaya tentara Israel mengusir penduduk Masafer Yatta, wilayah Tepi Barat yang diduduki—kota kelahiran Adra—dari tanah mereka. Film ini mendapat pujian kritis internasional karena dokumentasinya tentang kehidupan Palestina di bawah pendudukan dan perlawanan terhadap kekerasan dan upaya pengungsian Israel.
Berbagai tokoh Israel menuduh film dan pembuatnya menyebarkan narasi palsu, anti-semitisme, dan merugikan kepentingan Israel di dunia.
Menteri Kebudayaan dan Olahraga Miki Zohar dari Partai Likud pada hari Senin mengatakan bahwa kemenangan film itu adalah “momen yang menyedihkan bagi dunia perfilman”, menambahkan bahwa film itu “mendistorsi” citra Israel di panggung internasional.
“Kebebasan berekspresi adalah nilai yang penting, tetapi mengubah pencemaran nama baik Israel menjadi alat promosi internasional bukanlah seni – itu adalah sabotase terhadap Negara Israel,” lanjutnya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Konsul Jenderal Israel di Los Angeles, Israel Bachar, memposting: “Orang Yahudi Israel tidak memiliki Tanah Lain (No Other Land),” menambahkan bahwa tokoh-tokoh Hollywood harus menonton “dokumenter nyata” dari rekaman serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
Yoseph Haddad, seorang aktivis Arab-Israel yang menggambarkan dirinya sendiri, mengatakan bahwa pidato kemenangan di Los Angeles bias mendukung Palestina. “Dia [Abraham] pantas mendapatkan Oscar untuk kemunafikan,” tambahnya.
Yang lain mendesak pemerintah Israel untuk mengambil tindakan dengan berinvestasi lebih banyak dalam hasbara (propaganda). Jurnalis Shai Golden mengatakan bahwa kemenangan Oscar film itu adalah “tanda peringatan” bagi Israel tentang “kegagalannya” untuk “menyajikan… kisah Israel dengan cara yang meyakinkan”.
“Bagian dari hasbara Israel seharusnya adalah penggunaan contoh ‘No Other Land,’ bahwa Israel, tidak seperti tetangganya – yang dipimpin oleh Palestina – tahu bagaimana memberikan ekspresi kepada suara-suara seperti Abraham di antara kita,” katanya dalam kolomnya untuk surat kabar sayap kanan Israel Hayom.[sya]