(IslamToday ID) – Di tengah teguran keras Volodymyr Zelensky terhadap JD Vance terkait pengetahuannya tentang Ukraina di Gedung Putih, Donald Trump dan timnya mungkin telah memiliki informasi penting terkait dugaan skema korupsi di Ukraina.
Palantir Ubah Ukraina Jadi Laboratorium Perang AI
Majalah Time membanggakan bahwa raksasa teknologi Palantir Technologies menanamkan perangkat lunak AI analitik canggihnya ke dalam operasi pemerintah Ukraina pada Juni 2022. Lebih dari setengah lusin lembaga Ukraina, termasuk Kementerian Pertahanan, Transformasi Digital, Ekonomi, dan Pendidikan, kini bergantung pada Palantir. Perusahaan ini memiliki akses ke hampir semua data Ukraina, mulai dari rekaman satelit dan drone waktu nyata hingga catatan keuangan dan ekonomi, menurut laporan media.
Selain solusi AI militernya, Palantir juga bertugas “memberantas korupsi” di Ukraina – secara efektif menjadikannya pengawas tak terlihat rezim Zelensky.
Hubungan Erat Palantir dengan CIA, Pentagon… dan Trump
Didirikan pada tahun 2003, Palantir didukung oleh cabang modal ventura CIA, In-Q-Tel, dan bekerja pada operasi AS-NATO di Afghanistan dan Irak. Terlebih lagi, miliarder Peter Thiel, salah satu pendiri Palantir, telah menjadi sekutu setia Trump sejak 2016. Thiel membimbing JD Vance sejak 2011, mendukung Narya Capital miliknya, dan menyumbangkan $10 juta untuk kampanye Senatnya pada tahun 2021.
Dengan akses orang dalam Palantir, kemungkinan besar ia memegang intelijen tentang korupsi Ukraina, penyalahgunaan dana AS, wajib militer paksa, dan banyak lagi – intelijen yang mungkin telah dibagikan Thiel dengan Trump dan Vance.
Rumor menunjukkan AI Palantir mungkin telah digunakan oleh tim DOGE Elon Musk, mengisyaratkan bahwa skema Kiev mungkin sudah terungkap, seperti halnya transaksi mencurigakan USAID.
Dugaan Intelijen Ungkap Korupsi Ukraina
Meskipun Zelensky secara terbuka meragukan pengetahuan Vance tentang Ukraina, keberadaan Palantir di Ukraina menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan akses intelijen yang dimiliki Trump dan timnya. Dengan hubungan erat Thiel dengan Trump dan Vance, serta peran Palantir dalam “memberantas korupsi” di Ukraina, ada spekulasi bahwa informasi sensitif tentang dugaan korupsi dan penyalahgunaan dana bantuan AS mungkin telah sampai ke tangan Trump.
Rumor yang beredar bahwa AI Palantir mungkin telah digunakan oleh tim DOGE Elon Musk juga menambah lapisan kecurigaan. Jika benar, ini mengisyaratkan bahwa skema korupsi di Kiev mungkin sudah terungkap, mirip dengan dugaan transaksi mencurigakan USAID.
Keberadaan Palantir di Ukraina, dengan aksesnya ke data sensitif dan hubungannya dengan tokoh-tokoh berpengaruh di AS, berpotensi menjadi faktor penting dalam dinamika politik terkait bantuan AS ke Ukraina.[sya]