(IslamToday ID) – Somalia menolak usulan apa pun yang akan merusak hak rakyat Palestina untuk hidup damai di tanah leluhur mereka.
Mengutip TRT World, Menteri luar negeri Somalia, Ahmed Moalim Fiqi, pada Jumat (14/3/2025) mengatakan, “Somalia juga menolak rencana apa pun yang melibatkan penggunaan wilayahnya untuk pemukiman kembali penduduk lain.”
Secara terpisah, seorang pejabat dari wilayah Somaliland yang memisahkan diri dari Somalia mengatakan, “Tidak ada pembicaraan dengan siapa pun terkait Palestina”.
Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai hal tersebut.
Sudan, sebuah negara yang tengah dilanda perang saudara yang menghancurkan, juga tidak segera menanggapi pemberitaan tersebut.
Terlepas dari rencana Gaza Presiden AS Donald Trump, lebih dari dua juta warga Palestina akan dikirim secara permanen ke tempat lain.
Ia mengusulkan agar AS mengambil alih kepemilikan wilayah tersebut, mengawasi proses pembersihan yang panjang, dan mengembangkannya sebagai proyek real estat.
Gagasan pemindahan massal warga Palestina pernah dianggap sebagai fantasi kelompok ultranasionalis Israel.
Namun, sejak Trump menyampaikan gagasan tersebut pada pertemuan di Gedung Putih bulan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memujinya sebagai visi yang berani.
Warga Palestina di Gaza telah menolak usulan tersebut dan menepis klaim Israel bahwa kepergian tersebut akan bersifat sukarela.
Negara-negara Arab telah menyatakan penentangan keras dan menawarkan rencana rekonstruksi alternatif yang akan membiarkan Palestina tetap di tempatnya.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan memaksa atau menekan warga Palestina untuk pergi bisa menjadi kejahatan perang potensial.
Meski begitu, Gedung Putih mengatakan Trump tetap berpegang pada visinya.
Jangkauan terpisah dari AS dan Israel ke tiga tujuan potensial dimulai bulan lalu, beberapa hari setelah Trump melontarkan rencana Gaza bersama Netanyahu, menurut pejabat AS, yang mengatakan bahwa Israel memimpin diskusi tersebut. [ran]