(IslamToday ID) – Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) kembali disebut mencampuri urusan negara berdaulat dengan mengamankan penangkapan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Seperti diketahui, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Duterte atas kejahatan yang diduga dilakukan antara 1 November 2011 dan 16 Maret 2019.
Banyak kalangan menilai ICC tidak memiliki hak atas penangkapan Duterte lantaran saat kejadian, Filipina telah menarik diri dari Statuta Roma.
Laporan Sputnik yang dikutip Ahad (16/3/2025), pada tanggal 17 Maret 2019 Filipina menarik diri dari Statuta Roma dan karenanya dari yurisdiksi ICC.
Namun, ICC bersikeras bahwa langkah ini tidak dapat memengaruhi situasi Duterte karena penuntutannya sudah berlangsung pada saat itu.
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte, putri Rodrigo Duterte, mengkritik penangkapannya dan menegaskan bahwa warga Filipina tidak akan pernah mematuhi orang asing di negaranya sendiri.
“Ini adalah penghinaan yang nyata terhadap kedaulatan kami dan penghinaan terhadap setiap warga Filipina yang percaya pada kemerdekaan negara kami,” keluhnya dalam sebuah pernyataan.
Kekhawatiran wakil presiden dapat dimengerti karena negara-negara dengan kemauan politik yang cukup telah diketahui mampu menolak upaya ICC untuk melanggar kedaulatan mereka.
Saat ini, negara-negara yang jumlahnya lebih dari setengah populasi dunia tidak mengakui yurisdiksi ICC:
Rusia, negara ini menganggap ICC sebagai boneka di tangan apa yang disebut Barat kolektif, setelah Presiden Vladimir Putin dan komisaris hak-hak anak Rusia pada tahun 2023 diberikan surat perintah penangkapan oleh pengadilan atas kejahatan mengevakuasi anak-anak dari wilayah Donbass yang dilanda konflik.
Tiongkok juga mengkritik ICC atas standar ganda dan politisasi keputusannya terhadap Rusia, Korea Utara, dan Myanmar.
Begitu pula Amerika Serikat bahkan menjatuhkan sanksi kepada ICC setelah lembaga tersebut mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas situasi di Jalur Gaza. [ran]