(IslamToday ID) – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, menegaskan kembali komitmen Washington dalam mempertahankan wilayah Pasifik AS, termasuk Guam dan Kepulauan Mariana Utara. Ia menyatakan bahwa setiap serangan terhadap wilayah tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap daratan utama AS.
Dalam kunjungannya ke Guam pada Kamis (27/3) sebagai bagian dari tur regional, Hegseth bertujuan memperkuat aliansi untuk menghadapi ancaman dari China. Di tengah ketegangan antara AS dan China di Pasifik, Guam dan Kepulauan Mariana Utara memiliki peran strategis dalam operasi udara dan laut AS, terutama jika terjadi konflik di Taiwan atau Laut China Selatan.
Hegseth menegaskan bahwa Guam dan Kepulauan Mariana Utara berada dalam jangkauan rudal balistik China dan Korea Utara. Pada Desember lalu, AS telah menguji sistem pertahanan di Guam sebagai langkah antisipasi. Ia menegaskan bahwa setiap serangan ke wilayah ini akan mendapat respons tegas.
“Kami mempertahankan tanah air kami,” ujar Hegseth. “Guam dan Kepulauan Mariana Utara adalah bagian vital dari Amerika. Saya ingin menegaskan dengan jelas bahwa serangan terhadap wilayah ini adalah serangan terhadap AS.”
Kunjungan ini berlangsung di tengah meningkatnya agresivitas China di kawasan. Kapal penjaga pantai China dilaporkan sering memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina di Laut China Selatan dan mendekati Kepulauan Senkaku yang dikendalikan Jepang di Laut China Timur.
Selain itu, kunjungan Hegseth juga dibayangi oleh isu kebocoran informasi terkait rencana serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman yang dibahas di aplikasi pesan instan Signal dengan kehadiran seorang jurnalis.
Guam, yang lebih dekat ke Beijing dibanding Hawaii, menjadi pangkalan militer strategis dengan 10.000 personel, pangkalan udara bagi jet tempur F-35 dan pembom B-2, serta pelabuhan kapal selam nuklir kelas Virginia. Pentagon juga telah mengalokasikan miliaran dolar untuk meningkatkan infrastruktur militer di Guam seiring pemindahan 5.000 marinir dari Okinawa, Jepang.
Dalam pertemuannya dengan Gubernur Guam Lou Leon Guerrero dan Gubernur Kepulauan Mariana Utara Arnold Palacios, Hegseth menekankan bahwa pertahanan wilayah ini sejalan dengan kebijakan Presiden Donald Trump untuk memastikan perdamaian melalui kekuatan militer.
Guerrero meminta perhatian terhadap dampak pembangunan militer terhadap penduduk setempat, termasuk perlunya pendanaan untuk rumah sakit baru senilai US$600 juta. Ia menegaskan bahwa keamanan nasional harus dibarengi dengan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, Hegseth juga mencapai kesepakatan dengan Presiden Federated States of Micronesia, Wesley Simina, terkait rencana pembangunan infrastruktur militer senilai US$400 juta di Negara Bagian Yap.
Sebagai wilayah AS yang tidak berbadan hukum penuh, penduduk Guam memiliki kewarganegaraan AS, tetapi tidak memiliki hak pilih dalam pemilu presiden dan perwakilan mereka di Kongres tidak memiliki hak suara. Guerrero sebelumnya mengkritik kebijakan AS yang dinilai mengabaikan kesejahteraan 160.000 penduduk Guam, di mana sekitar 20 persen hidup di bawah garis kemiskinan.[sya]