(IslamToday ID) – Perusahaan Minyak Lepas Pantai Nasional China, atau CNOOC, telah menemukan ladang minyak di Laut Cina Selatan dengan cadangan terbukti melebihi 100 juta ton,
Laporan media pemerintah Cina pada hari Senin, dikutip dari Radio Free Asia (RFA), Selasa (1/4/2025) mengatakan, “Ladang minyak di Laut Cina Selatan bagian timur yakni ladang minyak Huizhou 19-6 yang berjarak sekitar 170 kilometer (106 mil) dari kota Shenzhen di Provinsi Guangdong, Cina selatan.”
Pengeboran uji coba ladang minyak tersebut telah menghasilkan produksi harian sebesar 413 barel minyak mentah dan 68.000 meter kubik gas alam, tambah laporan itu.
Dalam siaran pers, CNOOC mengatakan sumur penemuan itu dibor dan diselesaikan pada kedalaman 5.415 meter yang dicirikan sebagai lapisan sangat dalam yang menghadapi suhu dan tekanan tinggi.
Xinhua mengutip Peng Guangrong, seorang ahli geologi di cabang CNOOC di Shenzhen, yang mengatakan bahwa 60% cadangan minyak dan gas baru yang ditemukan di dunia berasal dari lapisan dalam.
Laut Cina Selatan terkenal kaya akan hidrokarbon, tetapi sebagian besar masih belum dieksplorasi karena sengketa wilayah. Namun, sebagian besar cadangan minyak dan gas yang ditemukan berada di wilayah yang tidak diperebutkan, menurut Badan Informasi Energi AS.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan yang dilalui oleh perdagangan senilai US$3 triliun setiap tahunnya yang tumpang tindih dengan klaim kedaulatan oleh Filipina, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Brunei. Dalam kasus yang diajukan oleh Filipina, pengadilan arbitrase internasional pada tahun 2016 membatalkan dasar klaim teritorial China yang luas, tetapi Beijing mengabaikan putusan tersebut.
Pengumuman China terkait ladang minyak itu muncul beberapa hari setelah kepala Pentagon Pete Hegseth bertemu dengan mitranya dari Filipina Gilberto Teodoro dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada hari Jumat di Manila, sebagai bagian dari tur Asia-Pasifik Hegseth yang juga mencakup Guam dan Jepang.
Hegseth menegaskan kembali komitmen kuat Washington terhadap perjanjian pertahanannya dengan Filipina, dengan berjanji untuk mengerahkan kemampuan militer canggih untuk meningkatkan pencegahan terhadap ancaman, termasuk agresi Tiongkok.
“Pencegahan diperlukan di seluruh dunia, tetapi khususnya di kawasan ini, di negara Anda, mengingat ancaman dari komunis Tiongkok,” kata Hegseth.
Pada hari yang sama, AS, Jepang, dan Filipina melakukan latihan angkatan laut gabungan di dekat Scarborough Shoal yang disengketakan di Laut Cina Selatan untuk meningkatkan kesiapan menghadapi krisis. Sebuah kapal militer Cina dilaporkan memantau latihan tersebut dari jarak jauh.
Pada satu titik, sebuah fregat China mencoba mendekati daerah tempat kapal perang dan pesawat dari ketiga negara sekutu sedang melakukan manuver.
Namun, fregat Filipina mengeluarkan peringatan radio, yang mendorong kapal China itu untuk menjaga jarak.
Untuk pertama kalinya sejak latihan angkatan laut gabungan ini dimulai tahun lalu, yang dikenal sebagai Aktivitas Kerja Sama Maritim Multilateral, sekelompok media terpilih yang berbasis di Manila diberi akses untuk mengamati latihan di laut.
China mengatakan pihaknya juga melakukan patroli militer di Laut Cina Selatan pada hari Jumat. [ran]