(IslamToday ID) – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto, pada Minggu (6/4/2025), salah satunya membahas dampak tarif resiprokal yang dikenakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sekadar catatan, Indonesia dan Malaysia masing-masing dikenakan tarif resiprokal Trump sebesar 32% dan 24%.
“Kami membahas isu-isu regional yang penting, termasuk dampak tarif baru yang dikenakan AS terhadap negara-negara Association of Southeast Asian Nations [ASEAN],” ujar Ibrahim dalam unggahan di akun Instagram resmi, dikutip Senin (7/4/2025).
Selain isu tarif baru dari AS, kedua pimpinan negara tersebut juga membahas upaya dan tindakan bersama dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar yang terkena dampak bencana gempa bumi baru-baru ini.
“Semoga semangat Idulfitri terus mempererat hubungan persaudaraan dan kerja sama antara Malaysia dan Indonesia demi perdamaian dan kesejahteraan kawasan,” ujarnya.
Indonesia memang sejak awal sudah berkomitmen untuk melakukan koordinasi dengan Malaysia, yang memegang posisi Keketuaan ASEAN, untuk mengambil langkah bersama mengingat 10 negara ASEAN seluruhnya terdampak pengenaan tarif AS.
Sebelum Prabowo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga telah bertemu Ibrahim pada Jumat (4/4/2025).
Ibrahim juga telah menyatakan bahwa Malaysia akan memimpin upaya koordinasi respons kawasan Asia Tenggara terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
“Malaysia, sebagai ketua ASEAN, akan memimpin upaya untuk menghadirkan sikap regional yang solid, menjaga rantai pasok yang terbuka dan tangguh, serta memastikan suara kolektif ASEAN terdengar jelas dan tegas di panggung internasional,” ujar Anwar dalam sebuah video yang diunggah melalui media sosialnya, termasuk Facebook, pada Minggu (6/4/2025).
Dalam unggahan terpisah, Anwar menyebut telah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh untuk membahas respons kolektif kawasan.
Negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) — kelompok yang terdiri dari sepuluh negara di kawasan — termasuk yang paling terdampak oleh tarif dari AS. Vietnam dan Kamboja dikenai tarif masing-masing sebesar 46% dan 49% oleh pemerintahan Trump, Indonesia dikenai tarif 32%, sementara Malaysia dikenai tarif sebesar 24%.
Seperti halnya negara-negara ASEAN lainnya, Malaysia memilih untuk tidak membalas tarif tersebut, tetapi tetap membuka ruang dialog. Pemerintah Malaysia juga membantah klaim pemerintahan Trump yang menyebut negara itu memberlakukan tarif sebesar 47% atas produk-produk asal AS.[sya]