(IslamToday ID) – AS telah memberlakukan pembatasan pada ekspor chip H20 Nvidia ke China, memperketat cengkeramannya pada perdagangan teknologi AI canggih dengan Beijing sebagai bagian dari strategi Washington untuk menekan China di tengah pertempuran tarif yang sedang berlangsung.
Mengutip Radio Free Asia (RFA), Nvidia pemimpin global dalam pengembangan chip AI mengatakan pada Selasa (15/4/2025) bahwa pihaknya telah diberitahu oleh pemerintah AS pada 9 April bila mengekspor chip H20 ke China kini memerlukan persetujuan pemerintah.
Secara terpisah, Nvidia mengatakan, “Pembatasan tersebut akan tetap berlaku tanpa batas waktu.”
“Meskipun chip H20 memiliki daya komputasi yang relatif sederhana, ia memiliki fitur lain yang membuatnya cocok untuk membangun sistem komputasi berkinerja tinggi,” jelas Nvidia.
Pemerintah AS dilaporkan mendasarkan keputusannya pada kekhawatiran bahwa chip H20 dapat digunakan atau diadaptasi untuk superkomputer China.
Hingga saat ini, H20 merupakan chip kecerdasan buatan tercanggih yang dapat diekspor secara legal ke Tiongkok, yang telah menghadapi pembatasan penjualan semikonduktor kelas atas yang didorong oleh keamanan nasional AS.
Meskipun kinerjanya di bawah chip Blackwell terbaru Nvidia, chip ini dilengkapi dengan memori bandwidth tinggi yang serupa dengan yang digunakan di Blackwell, sehingga memberikan peningkatan kinerja dalam tugas-tugas tertentu.
Chip H20 menarik perhatian setelah digunakan oleh DeepSeek, perusahaan rintisan AI China, yang pada bulan Januari meluncurkan model AI hemat biaya dan kompetitif yang dilatih menggunakan chip tersebut.
Awal tahun ini, media teknologi The Information melaporkan bahwa perusahaan teknologi besar Tiongkok, termasuk Alibaba, Tencent, dan ByteDance, secara kolektif memesan chip H20 senilai lebih dari US$16 miliar pada kuartal pertama saja yang melonjak lebih dari 40% dari kuartal sebelumnya.
Akibat pembatasan ekspor baru, Nvidia memperkirakan akan mengalami kerugian sekitar US$5,5 miliar pada kuartal pertama tahun fiskalnya.
AS pertama kali memberlakukan kontrol ekspor chip AI yang menargetkan China pada Oktober 2022 dan sejak itu memperluas cakupan pembatasan untuk mencakup teknologi dan negara tambahan.
Pembatasan ekspor chip H20 muncul di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok. Hal ini juga terjadi meskipun Nvidia mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka berencana untuk bekerja sama dengan mitranya untuk berinvestasi hingga US$500 miliar selama empat tahun ke depan untuk membangun infrastruktur AI, termasuk superkomputer yang diproduksi di AS.
Trump telah mengenakan tarif tinggi pada impor Tiongkok, yang banyak di antaranya sekarang menghadapi total pungutan tambahan sebesar 145%.
Baru-baru ini, pemerintahan Trump memperluas pengecualian untuk produk tertentu termasuk telepon pintar dan laptop dengan mengecualikannya dari bea masuk global sebesar 10% dan pungutan baru sebesar 125% yang menargetkan barang-barang teknologi Tiongkok.
Pada hari Selasa, Trump semakin menyasar Beijing, dengan mengunggah di platform Truth Social miliknya bahwa Tiongkok telah gagal memenuhi komitmen berdasarkan perjanjian dagang sebelumnya yang menghentikan sementara perang tarif selama masa jabatan pertamanya dari tahun 2016-2020.
Ia mengatakan Beijing hanya membeli “sebagian dari apa yang mereka setujui untuk dibeli,” dan mengkritik pemerintahan Biden sebelumnya karena menunjukkan “tidak ada rasa hormat” dalam penegakan perdagangan.
Dalam postingan yang sama, Trump mengatakan, “Petani Amerika sering kali ditempatkan di Garis Depan bersama musuh-musuh kita, seperti Tiongkok, selama konflik perdagangan dan menjanjikan dukungan berkelanjutan untuk pertanian AS.”
Kemudian pada hari itu, Trump mengalihkan fokusnya ke kesepakatan kedirgantaraan besar, dengan mengatakan bahwa China telah menarik diri dari perjanjian sebelumnya dengan Boeing.
“Mereka baru saja mengingkari kesepakatan besar dengan Boeing, dengan mengatakan mereka ‘tidak akan mengambil alih’ pesawat yang telah sepenuhnya dikomitmenkan,” tulisnya.
Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa otoritas Tiongkok telah menginstruksikan maskapai penerbangan domestik untuk berhenti menerima pengiriman jet Boeing, dan menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang terkait pesawat dari pemasok AS.
Sebagai balasan terhadap tindakan AS, Tiongkok telah memberlakukan tarif balasan yang menargetkan pertanian Amerika dan mengenakan pungutan sebesar 125% pada impor AS lainnya. [ran]