(IslamToday ID) – Militer Saudi melancarkan serangan rudal dan artileri terhadap daerah perbatasan di provinsi Saada Yaman pada 16 April, menurut laporan oleh TV Al-Masirah.
Tidak ada korban sipil yang dilaporkan setelah serangan Saudi terhadap benteng bersejarah Ansarallah. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pesawat tempur AS melancarkan beberapa serangan udara di distrik Majz, Saada, dan distrik Mefaa Anas di provinsi Dhamar.
Pada hari Selasa, pesawat tempur AS melancarkan lebih dari 25 serangan udara terhadap provinsi Al-Bayda, Hodeidah, Amran, dan Saada.
Washington memperluas perang ilegalnya terhadap Yaman pada 16 Maret dalam upaya menghentikan operasi Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) melawan genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza, yang menewaskan puluhan warga sipil di seluruh negeri dan menghancurkan infrastruktur sipil yang vital.
Pada hari Selasa, Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa milisi proksi UEA di Yaman berencana melakukan serangan darat untuk merebut kota pelabuhan Hodeidah dari YAF dengan dukungan Washington.
“Kontraktor keamanan swasta Amerika memberikan saran kepada faksi-faksi Yaman mengenai kemungkinan operasi darat, kata orang-orang yang terlibat dalam perencanaan tersebut. Uni Emirat Arab, yang mendukung faksi-faksi ini, menyampaikan rencana tersebut kepada pejabat Amerika dalam beberapa minggu terakhir,” kata laporan tersebut.
Pejabat AS yang berbicara dengan surat kabar tersebut mengatakan Washington telah melancarkan lebih dari 350 serangan selama operasinya saat ini terhadap Yaman. Meskipun demikian, perang yang intens tersebut belum berhasil menghalangi operasi Sanaa yang pro-Palestina.
Pejabat Arab Saudi secara pribadi mengatakan mereka tidak akan bergabung atau membantu serangan darat di Yaman.
Pada tahun 2018, kerajaan Saudi melancarkan tiga operasi terhadap Ansarallah dalam upaya untuk merebut Hodeidah, namun gagal.
Pasukan Ansarallah membalas dengan meluncurkan rudal balistik dan serangan pesawat tak berawak ke kota-kota Saudi, termasuk menyerang fasilitas penyimpanan minyak Saudi Aramco di Jeddah, yang mengancam akan menghancurkan produksi dan ekspor minyak kerajaan. [ran]