(IslamToday ID) – Pemerintah Yordania mengumumkan pada Rabu (23/4/2025) keputusan untuk memberlakukan larangan menyeluruh terhadap Ikhwanul Muslimin, ssepekan setelah kelompok tersebut terlibat dalam rencana pembuatan roket dan drone di Yordania.
“Kami mengumumkan pelarangan kelompok Ikhwanul Muslimin dan menganggapnya ilegal karena aktivitas beberapa anggotanya yang bertujuan mengganggu keamanan dan stabilitas, termasuk pembuatan bahan peledak dan roket di Yordania,” kata Menteri Dalam Negeri Yordania Mazen Farraya, mengutip The Cradle.
“Semua kantor atau kantor pusat yang digunakan oleh kelompok tersebut di sekitar Yordania akan ditutup, bahkan jika tempat tersebut didirikan dengan kedok entitas lain. Tindakan yang diperlukan akan diambil terhadap setiap individu atau entitas yang terbukti terlibat dalam tindakan kriminal yang terkait dengan kasus yang sedang disidangkan atau kelompok yang telah dibubarkan,” tambah menteri dalam negeri.
Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Yordania sepanjang sejarahnya, selalu melindungi kebebasan untuk membentuk partai politik dan asosiasi, selain kebebasan berekspresi dan kegiatan politik, sesuai dengan hukum.
“Meskipun demikian, telah terbukti bahwa unsur-unsur kelompok Ikhwanul Muslimin telah bekerja secara rahasia dan melakukan kegiatan-kegiatan yang mengancam akan merusak stabilitas, keamanan, dan persatuan nasional, serta mengganggu ketertiban umum,” kata Farraya.
Ikhwanul Muslimin telah beroperasi secara legal di monarki Hashemite selama beberapa dekade dan menikmati dukungan rakyat di banyak kota besarnya.
Kelompok tersebut belum mengomentari larangan tersebut secara resmi.
Minggu lalu, pihak berwenang di Yordania mengumumkan bahwa mereka menggagalkan rencana Ikhwanul Muslimin yang melibatkan serangan terhadap target-target di dalam negara tersebut, dan menangkap lebih dari selusin orang yang terkait dengan rencana tersebut.
Dinas keamanan Yordania mengatakan mereka menemukan fasilitas produksi roket dan pesawat nirawak di luar ibu kota, Amman. Roket yang dibuat memiliki jangkauan tiga hingga lima kilometer. Setidaknya satu roket telah dirakit sepenuhnya dan siap diluncurkan, menurut pihak berwenang.
Kegiatan tambahannya termasuk perekrutan dan pelatihan individu di Yordania, beberapa di antaranya kemudian dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan pelatihan tingkat lanjut.
Beberapa dari 16 orang yang terkait dengan Ikhwanul Muslimin yang ditangkap terkait kasus tersebut telah menjalani pelatihan teknis di Lebanon. Hal ini dijelaskan dalam rekaman pengakuan tiga tersangka yakni Moath al-Ghanem, Mohsen al-Ghanem, dan Abdullah Hisham yang disiarkan di televisi pemerintah Yordania.
Ikhwanul Muslimin membantah adanya hubungan dengan rencana itu.
Elemen Ikhwanul Muslimin telah berpartisipasi dalam protes terhadap kampanye genosida Israel di Gaza sejak perang dimulai pada tahun 2023. Banyak dari protes ini terjadi di luar kedutaan Israel di Yordania dan ditindak oleh pihak berwenang. [ran]