(IslamToday ID) – Pihak berwenang di Yordania dilaporkan telah mengusir paksa ratusan warga Palestina dari kamp pengungsi tidak resmi untuk memberi ruang bagi proyek konstruksi baru.
Menurut Human Rights Watch (HRW) pekan ini yang dikutip dari Middle East Monitor (MEMO), Jumat (2/5/2025), Pemerintah Daerah Amman Raya (GAM) di ibu kota Yordania telah menghancurkan 25 rumah beserta toko-toko di kamp Al-Mahatta pada bulan November dan Desember tahun lalu. Pembongkaran tersebut dilaporkan telah memaksa setidaknya 101 orang untuk digusur.
“Meskipun kamp Al-Mahatta tidak diakui secara resmi sebagai kamp pengungsi oleh pemerintah Yordania, kamp ini menampung sekitar 8.000 warga Palestina yang keluarganya mengungsi oleh pasukan pendudukan Israel selama Nakba 1948,” kata laporan tersebut.
Penggusuran dan pembongkaran itu kabarnya dilakukan dalam rangka membuka jalan bagi proyek tata kota baru yang tengah dikerjakan oleh pemerintah Amman, setelah pada bulan Desember pemerintah kota mengumumkan “Rencana Strategis” empat tahun untuk kota tersebut hingga tahun 2026, yang disebutkan akan mencakup peningkatan ruang terbuka hijau, perbaikan sistem lalu lintas, dan pengurangan kepadatan penduduk di lingkungan dan permukiman yang tidak diakui.
Menurut laporan HRW, “Orang-orang yang digusur tidak diajak berkonsultasi secara memadai, mereka juga tidak diberi banyak pemberitahuan, kompensasi, atau bantuan untuk pindah. Mereka dikutip mengatakan bahwa mereka hanya diberi pemberitahuan dua pekan hingga satu bulan untuk meninggalkan rumah mereka dan janji lisan samar-samar tentang kompensasi sebesar 80 dinar Yordania ($113) per meter persegi, dengan transparansi terbatas mengenai proses atau jangka waktunya.”
Wali Kota Amman Yousef Al-Shawarbeh dikutip mengatakan, “Penduduk Palestina yang mengungsi tidak berhak atas kompensasi karena mereka melanggar hak milik negara, dan bahwa kota tersebut malah menawarkan mereka sumbangan”.
Adam Coogle, wakil direktur HRW untuk Timur Tengah, menyatakan bahwa “Mengusir keluarga dan mengganggu penghidupan mereka tanpa perlindungan yang memadai dan kompensasi yang adil menyebabkan puluhan orang tidak memiliki banyak tempat untuk mencari bantuan.” [ran]